Langsung ke konten utama

Critical Review Jurnal PENGARUH KINERJA KEUANGAN, GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP NILAI PERUSAHAAN FOOD AND BEVERAGE


PENGARUH KINERJA KEUANGAN, GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP NILAI PERUSAHAAN FOOD AND BEVERAGE


Disusun oleh:
Putri oktaviani
Dian nurmala

UNIVERSITAS PAMULANG
FAKULTAS EKONOMI
TANGGERANG SELATAN
2020




Abstrak
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis kinerja keuangan yang diukur dengan Return on Assets (ROA) terhadap nilai perusahaan yang diukur dengan Tobin’s Q serta untuk menganalisis Good Corporate Governance sebagai variabel moderasi.Obyek penelitian adalah perusahaan Food and Bevarage. Teknik yang digunakan untuk menganalisis pengaruh kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan adalah analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan kinerja keuangan berpengaruh terhadap nilai perusahaan, sedangkan Good Corporate Governance bukanlah variabel yang memoderasi hubungan kinerja keuangan dengan nilai perusahaan.

BAB I
PENDAHULUAN
Indonesia termasuk salah satu negara yang ber-kembang di dunia, hal ini terbukti dengan adanya pembangunan di segala bidang termasuk pembangunan sektor ekonomi. Perekonomian di Indonesia yang semakin membaik menyebabkan timbulnya gairah bagi para pengusaha untuk mengelola perusahaannya di Indonesia. Salah satu pengelolaan yang harus diperhatikan adalah masalah keuangan yang penting bagi kelangsungan hidup perusahaan, keuangan suatu perusahaan berkaitan dengan sumber dana dan penggunaannya. Semakin efisien penggunaan dan pengelolaan dana berarti semakin baik bagi perusahaan. Agar dana dalam perusahaan dapat dipenuhi secara cukup, maka dituntut adanya pengelolaan dan penentuan secara tepat terhadap sumber dana. Sumber dana dapat dipilih atau ditentukan apakah dari modal sendiri atau modal dari luar perusahaan.
Persaingan perusahaan barang konsumsi makan-an dan minuman semakin lama menjadi semakin ketat sejak disahkannya organisasi perdagangan dunia. Dengan terbentuknya World Trade Organiza-tion (WTO) di tahun 1994 pasar dunia cenderung semakin terbuka dan bebas hambatan (Riyadi, 2012). Untuk itu perusahaan industri barang konsumsi makanan dan minuman di Indonesia memerlukan dana tambahan untuk menjaga kelangsungan hidup perusahaan, serta mampu bersaing dengan produk luar negeri.
Critikal riview
Alasan mengapa penulis melakukan Penelitian menggunakan perusahaan food and beverages sebagai penelitian karena saham yang berasal dari produk makanan dan minuman merupakan saham yang banyak diminati oleh investor.

BAB. 2. LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS

Tujuan pokok yang ingin dicapai perusahaan adalah memaksimumkan nilai perusahaan. Tujuan tersebut dipergunakan karena dengan memaksimum-kan nilai perusahaan maka pemilik perusahaan akan menjadi lebih makmur atau menjadi semakin kaya (Husnan, 2000). Nilai perusahaan sangat penting karena dengan nilai perusahaan yang tinggi akan diikuti oleh tingginya kemakmuran pemegang saham (Brigham & Gapenski, 1996). Semakin tinggi harga saham maka semakin tinggi pula nilai perusahaan. Nilai perusahaan yang tinggi menjadi keinginan para pemilik perusahaan, sebab dengan nilai yang tinggi menunjukan kemakmuran pemegang saham juga tinggi. Kekayaan pemegang saham dan perusahaan dipresentasikan oleh harga pasar dari saham yang merupakan cerminan dari keputusan investasi, pendanaan (financing), dan manajemen aset.
Kinerja Keuangan
Kinerja keuangan merupakan salah satu faktor yang menunjukkan efektivitas dan efisiensi suatu organisasi dalam rangka mencapai tujuannya. Efekti-vitas apabila manajemen memiliki kemampuan untuk memilih tujuan yang tepat atau suatu alat yang tepat untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Efisiensi diartikan sebagai ratio (perbandingan) antara masukan dan keluaran yaitu dengan masukan tertentu memperoleh keluaran yang optimal.
Ada kalanya kinerja keuangan mengalami penuruan. Untuk memperbaiki hal tersebut, salah satu caranya adalah mengukur kinerja keuangan dengan menganalisa laporan keuangan menggunakan rasio-rasio keuangan. Hasil pengukuran terhadap pencapaian kinerja dijadikan dasar bagi manajemen atau pengelola perusahaan untuk perbaikan kinerja pada periode berikutnya dan dijadikan landasan pemberian reward and punishment terhadap manajer dan anggota organisasi. Pengukuran kinerja yang dilakukan setiap periode waktu tertentu sangat bermanfaat untuk menilai kemajuan yang telah dicapai perusahaan dan menghasilkan informasi yang sangat bermanfaat untuk pengambilan keputusan manajemen serta mampu menciptakan nilai perusahaan itu sendiri kepada para stake holder.
Kepemilikan Manajerial
Beberapa penelitian (Kang & Shivdasani, 1995; Yafeh & Yosha, 1996) menunjukkan bahwa di banyak negara perusahaan besar memiliki pemegang saham besar dan pemegang saham aktif dalam tata kelola perusahaan (dalam La Porta et al., 1999). Jika pemegang saham merangkap pengelola peruahaan akan mengurangi konflik keagenan. Jensen dan Meckling (1976) menyatakan bahwa kepemilikan saham yang besar dari segi nilai ekonomisnya memiliki insentif untuk memonitor. Permasalahan keagenan diasumsikan akan hilang apabila seorang manajer adalah juga sekaligus sebagai seorang pemilik. Secara teoritis ketika kepemilikan manajemen rendah, maka insentif terhadap kemungkinan terjadinya perilaku opportunistik manajer akan meningkat. Pengertian kepemilikan manajerial menurut Wahidah-wati (2002) sebagai berikut: Kepemilikan manajerial merupakan pemegang saham dari pihak manajemen yang secara aktif ikut dalam pengambilan keputusan perusahaan (Direksi dan Komisaris). Kepemilikan manajerial bisa diukur dari jumlah persentase saham yang dimiliki manajemen. Kepemilikan manajerial cukup kuat dalam melaksanakan Good Corporat Governance, karena berperan penting dalam penerap-an Good Corporate Governance dengan prinsip-prinsip yang sudah ada. Dewan Komisaris turut mengawasi dan memberikan pengarahan tentang
kebijakan Direksi dan hal umum yang berkaitan dengan perusahaan dan kegiatan usahanya, serta memberikan nasihat kepada Direksi jika diperlukan.Dalam melaksanakan tugasnya, anggota Dewan Komisaris bertindak sepenuhnya untuk kepentingan perusahaan dan para pemangku kepentingan lainnya.Kemampuan Dewan Komisaris untuk mengawasi merupakan fungsi yang positif dari porsi dan independensi dari Dewan Komisaris eksternal. Dewan komisaris juga bertanggung jawab atas kualitas laporan yang disajikan. Jensen (1993) dan Lipton dan Lorsch (1992) merupakan yang pertama menyimpulkan bahwa Dewan Komisaris merupakan bagian dari mekanisme Corporate Governance (dalam Beiner etal., 2003). Hal ini diperkuat oleh pendapat Allen danGale (dalam Beiner et al., 2003) yang menegaskan bahwa Dewan Komisaris merupakan mekanisme governance yang penting. Direksi bertanggung jawab penuh dalam melaksanakan tugasnya untuk kepentingan perusahaan dalam mencapai maksud dan tujuannya. Setiap anggota Direksi wajib dengan itikad baik dan penuh tanggung jawab dalam menjalankan tugasnya dengan mengindahkan peraturan perundang undangan yang berlaku atau sesuai dengan kode etikusaha. Kode etik usaha merupakan kebijakan perusahaan bahwa seluruh karyawan dan direksi harus berperilaku sesuai dengan standar etika yang tinggidengan demikian melayani kepentingan terbaik perusahaan,karyawan, dan masyarakat luas yang menjadi bagiannya. Hal tersebut akan dilaksanakan sesuai dengan prinsip transparency, responsibility,accountability, dan fairness.
Teori Agensi (Principal-Agency Theory)
Teori Keagenan (agency theory) memunculkanargumentasi terhadap adanya konflik antara pemilikyaitu pemegang saham dengan para manajer. Konfliktersebut muncul sebagai akibat perbedaan kepentingandi antara kedua belah pihak. Hubungan keagenan(agency relationship) terjadi ketika satu atau lebihindividu, yang disebut sebagai prinsipal menyewaindividu atau organisasi lain, yang disebut sebagaiagen, untuk melakukan sejumlah jasa dan mendelegasikankewenangan untuk membuat keputusankepada agen tersebut (Brigham & Houston, 2006).Kepemilikan diwakili oleh investor mendelegasikan kewenangan kepada agen dalam hal ini manajer untuk mengelola kekayaan investor.
Sesuai dengan kerangka konseptual di atas maka penelitian ini akan menguji hipotesis yang pertama,diduga bahwa Kinerja keuangan mempunyai pengaruh positif terhadap nilai perusahaan food and beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.Kedua menguji hipotesis diduga bahwa Good Corporate Governance mampu memoderasi pengaruh kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan food and beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.


 BAB. 3. METODE PENELITIAN
Variabel independen dalam penelitian ini adalah nilai perusahaan. Pengukuran nilai perusahaan menggunakan Tobin’s Q yang dikembangkan Klapper dan Love (dalam Hidayah, 2008).
 Variabel independen yaitu kinerja keuangan diukur dengan Return on Assets (ROA). Indikator ini digunakan untuk mengukur kemampuan total aktiva dalam menghasilkan keuntungan.
Variabel Pemoderasi, adalah variabel yang mempengaruhi (baik memperlemah atau memper-kuat) hubungan (agency effect) antara variabel independen ke variabel dependen. Variabel pemo-derasi dalam penelitian ini adalah Good Corporate Governance yang diproksikan dengan kepemilikan manajerial.

BAB. 4. PEMBAHASAN
Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan
Dilihat dari hasil pengujian hipotesis yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa secara parsial kinerja keuangan berpengaruh signifikan positif terhadap nilai perusahaan. Hal ini menunjukan bahwa semakin naik kinerja keuangan maka kemungkinan akan terjadinya kenaikan pula terhadap nilai perusahaan dan sebaliknya semakin menurun kinerja keuangan, maka nilai perusahaanpun mengalami penurunan. Hipotesis yang diajukan menyatakan bahwa kinerja keuangan mempunyai pengaruh positif terhadap nilai perusahaan food and beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia terbukti kebenaran-nya.
Dari hasil penelitian menunjukkan para investor melakukan overview suatu perusahaan dengan melihat rasio keuangan sebagai alat evaluasi investasi, karena rasio keuangan mencerminkan tinggi rendah-nya nilai perusahaan. Jika investor ingin melihat seberapa besar perusahaan menghasilkan return atas investasi yang akan mereka tanamkan, yang akan dilihat pertama kali adalah rasio profitabilitas. Profitabilitas yang dalam penelitian ini diproksi melalui Return on Asset (ROA). ROA merupakan salah satu dari profitability ratio (rasio laba). ROA menunjuk-kan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari aktiva yang digunakan atau diinvestasikan dalam suatu periode. Semakin tinggi rasio ini maka semakin baik produktivitas aset dalam memperoleh keuntungan bersih. Hal ini selanjutnya akan meningkatkan daya tarik perusahaan kepada investor. Peningkatan daya tarik perusahaan menjadikan perusahaan tersebut makin diminati investor, karena tingkat keuntungan akan semakin besar. Kinerja perusahaan yang meningkat akan turut meningkatkan nilai perusahaan.
Dari hasil pengujian hipotesis yang telah dilaku-kan dapat diketahui bahwa secara parsial interaksi antara kinerja keuangan dan Good Corporate Gover-nance tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa variabel Good Corporate Governance yang diproksikan dengan kepemilikan manajerial bukanlah variabel yang memoderasi pengaruh kinerja keuangan ter-hadap nilai perusahaan.
Hasil ini tidak sesuai dengan hipotesis yang diajukan yaitu Good Corporate Governance mampu memoderasi pengaruh kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan food and beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, tidak terbukti kebenarannya. Dilihat dari persamaan regresi yang diperoleh me-nunjukkan bahwa Good Corporate Governance tidak mempunyai pengaruh terhadap hubungan kinerja keuangan dengan nilai perusahaan. Menurut Demsetz (1983) (dalam Mook & Ryu, 2003) yang menunjuk-kan bahwa dalam tahap tertentu, tingkat kepemilikan manajerial tidak selalu berpengaruh terhadap nilai perusahaan, ada hubungan negatif antara kepemilikan manajerial dan nilai perusahaan.
Hasil ini mungkin disebabkan oleh kepemilikan manajerial tidak tepat sebagai proksi dari Good Corporate Governance. Hal ini karena struktur kepemilikan manajerial di Indonesia masih sangat kecil dan didominasi oleh keluarga. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa masih banyak pemegang saham yang merangkap jabatan sebagai Dewan Komisaris dalam suatu perusahaan. Mereka memiliki pertimbangan bahwa adanya salah satu anggota pemegang saham yang merangkap sebagai anggota Dewan Komisaris maka akan mempermudah penga-wasan kinerja manajemen.
Selain itu dengan adanya jabatan ganda maka akan menimbulkan efisiensi biaya keagenan bagi pemegang saham. Hal ini karena pemegang saham belum bisa memberikan kepercayaan penuh mengenai jalannya perusahaan kepada mana-jemen perusahaan. Di samping itu, pemegang saham menganggap Dewan Komisaris tidak memiliki pengetahuan yang cukup mengenai perusahaan mereka.
Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian sebelumnya, yaitu penelitian Carningsih (2009) yang menyatakan bahwa Good Corporate Governance merupakan variabel pemoderasi tidak terbukti ber-pengaruh terhadap nilai perusahaan, sehingga dapat disimpulkan bahwa Dewan Komisaris dan Direktur sebagai variabel moderasi atas hubungan kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan tidak mampu memoderasi hubungan kedua variabel tersebut.


BAB. 5. PENUTUP
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil analisis regresi linier ber-ganda, maka kesimpulan yang diperoleh adalah 1) Kinerja keuangan yang diukur dengan ROA mampu meningkatkan nilai perusahaan food and beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi kinerja keuang-an, maka semakin baik nilai perusahaan tersebut. Terbukti bahwa jika penawaran tinggi maka akan meningkatkan permintaan. Hal ini selanjutnya akan meningkatkan daya tarik perusahaan kepada investor. Peningkatan daya tarik perusahaan menjadikan per-usahaan tersebut makin diminati investor, karena tingkat keuntungan akan semakin besar. 2) Good Corporate Governance tidak mampu memoderasi pengaruh kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan food and beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa variabel Good Corporate Governance yang diproksikan dengan kepemilikan manajerial bukanlah variabel pemo-derasi. Disebabkan oleh karena struktur kepemilikan manajerial di Indonesia masih sangat kecil dan didominasi oleh keluarga. Pemilik (principal/investor/ pemegang saham) belum bisa memberikan keper-cayaan penuh mengenai jalannya perusahaan kepada manajemen perusahaan. Di samping itu, pemegang saham menganggap bahwa Dewan Komisaris tidak memiliki pengetahuan yang cukup mengenai per-usahaan mereka.

Saran penulis terhadap peneliti selanjutya.
Bagi penelitian selanjutnya, peneliti hendaknya menambah jumlah sampel penelitian dan juga melibatkan sektor industri yang lain agar mencerminkan reaksi dari pasar modal secara keseluruhan. Penelitian selanjutnya dapat menggunakan proksi kinerja keuangan dan proksi GCG yang lain, misalnya Price Book Value, leverage, Komisaris Independen, Komite Audit atau kriteria lain yang telah ditetapkan.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Critical Review Jurnal AKUNTANSI FORENSIK UNTUK BEDAH KASUS KORUPSI

Akuntansi Forensik Untuk Bedah Kasus Korupsi  Makalah Ini Dibuat Untuk Memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah Seminar Akuntansi Keuangan  Dibimbing Oleh Dosen : RATIH QADARTI ANJILNI  Kelompok 13  Disusun Oleh :  FIFI MILLENIA ANJANI (171011202240)  NITA RIFAUL KHUSNA ( 171011202205 ) PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI  FAKULTAS EKONOMI  UNIVERSITAS PAMULANG  TANGERANG SELATAN  2020 KATA PENGANTAR  Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan nikmatNya kepada kita semua, nikmat ilmu yang diberikan Tuhan kepada kita, sehingga kita bisa menyelesaikan tugas makalah kita yang berjudul “Akuntansi Forensik Untuk Bedah Kasus Korupsi”  Makalah ini adalah tugas yang saya tujukan kepada Ibu Ratih Qadarti Anjilni, selaku Dosen Mata Kuliah Seminar Akuntansi Keuangan. Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat dan memenuhi kewajiban tugas Seminar Akuntansi Keuang...

Critical Review Jurnal PENGARUH IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY(CSR) TERHADAP CITRA PERUSAHAAN (Studi pada PT. Semen Indonesia (Persero,Tbk.)

PENGARUH IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) TERHADAP CITRA PERUSAHAAN  (Studi pada PT. Semen Indonesia (Persero,Tbk.) * ( Mohammad Yaskun¹, Puguh Cahyono²) Prodi Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Islam )   Untuk Mata Kuliah Seminar Akuntansi Dosen Pengampu : RATIH QADARTI ANJILNI S.E., M.Ak.   Disusun Oleh Kelompok 1 5 : 1. Heny Setyowati                               (171011201008) 2. Mega Lestari                                    (171011201486) Program Studi Akuntansi S1 Fakultas Ekonomi Universitas Pamulang 2020 DAFTAR ISI Abstrak ..............................................................................

Critical Review Jurnal Pengaruh Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) Terhadap Earnings Response Coefficient (ERC) (Studi Empiris Pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Pada Tahun 2010-2013

Pengaruh Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) Terhadap Earnings Response Coefficient (ERC) (Studi Empiris Pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Pada Tahun 2010-2013 Laporan Ini dibuat Untuk Memenuhi Tugas Kelompok Pada Mata Kuliah Seminar Akuntansi keuangan Oleh ILA KADIM                                     (171011200168) MARIFA NUR ALIA                      (171011201649) PROGRAM STUDI AKUNTASI S1 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS PAMULANGKOTA TANGGERANG SELATAN 2020 ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan menganalisis pengaruh dari pengungkapan informasi Corporate Social Responsibility (CSR) dalam laporan tahunan p...