Langsung ke konten utama

Critical Review Jurnal Pengaruh Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) Terhadap Earnings Response Coefficient (ERC) (Studi Empiris Pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Pada Tahun 2010-2013


Pengaruh Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) Terhadap Earnings Response Coefficient (ERC) (Studi Empiris Pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Pada Tahun 2010-2013
Laporan Ini dibuat Untuk Memenuhi Tugas Kelompok Pada Mata Kuliah Seminar Akuntansi keuangan


Oleh
ILA KADIM                                     (171011200168)
MARIFA NUR ALIA                      (171011201649)


PROGRAM STUDI AKUNTASI S1
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PAMULANGKOTA
TANGGERANG SELATAN
2020








ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan menganalisis pengaruh dari pengungkapan informasi Corporate Social Responsibility (CSR) dalam laporan tahunan perusahaan terhadap respon pasar terhadap laba perusahaan (Earning Response Coefficient, ERC). Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan data sekunder berupa laporan tahunan (annual report) 123 perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2010-2013. Penelitian ini menggunakan variable terikat (dependen) Cummulative Abnormal Return (CAR), variable bebas (independen) CSR disclosure Indeks (CSRI) yang di dapat dari hasil checklist Indeks GRI G3 dan Unexpected Earnings (UE), serta variable kontrol Price-to-Book Value (PBV) dan Leverage (DER) . Hasil penelitian empiris menunjukkan bahwa pengungkapan CSR yang dilakukan perusahaan tidak berpengaruh terhadap ERC perusahaan tersebut. Hal tersebut mengindikasikan bahwa pengungkapan CSR perusahaan tidak mempengaruhi keputusan investasi oleh para investor.
Kata kunci: Pengungkapan corporate social responsibility; earning response coefficient; GRI G3.





BAB I
PENDAHULUAN

Globalisasi adalah salah satu faktor yang menunjukkan bahwa Corporate Social Responsibility (CSR) menjadi penting (Blowfield& Murray, 2008). Kesadaran stakeholder akan pentingnya pembangunan berkelanjutan yang dilakukan oleh perusahaan mendorong perusahaan untuk mengungkapkan praktik-praktik atau kegiatan CSR yang dilakukan. Semakin kuat nya tekanan stakeholder dalam hal pengungkapan praktik-praktik CSR yang dilakukan oleh perusahaan menyebabkan perlunya memasukkan unsure social dalam pertanggungjawaban perusahaan kedalam akun- 16 JURNAL AKUNTANSI DAN KEUANGAN, VOL. 18, NO. 1 MEI 2016 : 15-26 akuntansi, . Pengungkapan CSR yang dilakukan oleh perusahaan bukanlah hanya untuk mematuhi peraturan yang telah berlaku, namun juga bermanfaat untuk keberlangsungan hidup dari perusahaan atau dapat juga disebut investasi jangka panjang bagiperusahaan.
Junaedi (2005) menunjukkan hasil penelitiannya yang menunjukkan tingkat pengungkapan (disclosure level) yang diberikan oleh pihak manajemen perusahaan akan berdampak kepada pergerakan harga saham yang pada akhirnya juga akan berdampak pada volume saham yang diperdagangkan dan return.
Menurut Guthrie dan Parker (1990), pengungkapan informasi CSR dalam laporan tahunan merupakan salah satu cara perusahaan membangun, mempertahankan, dan melegitimasi kontribusi perusahaan dari sisi ekonomi dan politis.
Welker (2009:145) mengungkapkan di dalam artikelnya bahwa CSR memiliki tiga keistimewaan, yaitu :
(1) CSR mendukung secara luas promosi self-regulation sukarela perusahaan sebagai bentuk perlawanan terhadap bentuk peraturan dari kewajiban nasional atau transnasional (Watts, 2005:393-398);
 (2) Industri CSR merupakan sentralitas dari “business case”, yaitu gagasan bahwa investasi sosial dan lingkung anak dan membayar dividen-dividen ekonomi sebagai bisnis yang lebih bertanggungjawabakan menjadi “perusahaan perusahaan terpilih” untuk para konsumen, investor, pemerintah, dan mitra masyarakat sipil; dan
 (3) Kedekatan CSR terhubung dengan industri berkembangan Perusahaan yang menjalankan aktivitas CSR akan memperhatikan dampak operasional perusahaan terhadap kondisisosial dan lingkungan dan berupaya agar dampaknya positif. Sehingga dengan adanya konsep CSR diharapkan kerusakan lingkungan yang terjadi di dunia, mulai dari penggundulan hutan, polusi udara dan air, hingga perubahan iklim dapat dikurangi. .Banyaknya regulasi atau peraturan yang berlaku di Indonesia yang mengatur mengenai pengungkapan CSR di dalam laporan tahunan perusahaan terutama pada perusahaan pertambangan, seperti Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 ten- Awuy: Pengaruh Pengungkapan CSR Terhadap ERC 17 tentang Perseroan Terbatas dan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 Pasal 95 tentang Pertambangan Mineral dan Batu Bara menjadi dasar pentingnya CSR di dalam perusahaan pertambangan. .Dengan mengambil dua variabel kontrol, yaitu price to book value (PBV) dan leverage, serta adanya peraturan tentang CSR dan juga kegunaan dilakukan nya pengungkapan CSR di dalam perusahaan pertambangan yang peneliti gunakan sebagai dasar dari penelitian ini, maka diharapkan hasil penelitian menunjukkan hasil yang berbeda dari kebanyakan penelitian sebelumnya dan juga lebih akurat.Manajer dari perusahaan yang berkinerja baik akan terdorong untuk melakukan pensinyalan harapan tersebut dan manajer dari perusahaan yang memiliki berita netral juga akan terdorong untuk melaporkan berita baik (good news) sehingga mereka tidak dicurigai berkinerja buruk. Manajer dari perusahaan yang berkinerja buruk memilih untuk tidak melaporkan apa-apa. Meskipun demikian, manajer dari perusahaan berkinerja buruk mungkin terdorong untuk melaporkan berita buruk (bad news) tersebut demi mempertahankan kredibilitasnya di pasar modal. Teori Pasar Efisien MenurutTandelilin (2001:219) pasar efisien (misalnya rencana kenaikan deviden tahun ini), serta informasi yang bersifat sebagai pendapat atau opini rasional yang beredar di pasar yang bisa mempengaruhi perubahan harga. Artinya, jika pasar telah efisien dan semua informasi yang tersedia bisa didapat oleh semua pihak dengan mudah dan dengan biaya yang murah maka akan terbentuk harga keseimbangan, sehingga tidak ada seorang investorpun yang bisa memperoleh abnormal return dengan memanfaatkan informasi yang dimilikinya. 

Fenomena
CSR  saat ini telah menjadi fenomena global, perkembangan CSR DI Indonesia, salah satunya di daerah jawa barat , jawa barat telah memiliki peraturan untuk memfasilitasi Sinergitas dan koordinasi pelaksanaan CSR sebagai tanggung jawab perusahaan dalam menunjang pembangunan jawa barat untuk meningkatkan kesejahteran mayarakat jawa barat ,Peraturan gubernur jawa barat no 30 tahun 2011 tentang fasilitas penyelenggaraan tanggungjawab sosial dan lingkungan perusahaan di jawabarat,  dan ditunjang dengan Keputusan Gubernur Jawa Barat antara lain :
 (a) Keputusan Gubernur Jawa Barat Nomor 536/Kep.791/Bapp/2011 tentang Tim Fasilitasi Penyelenggaraan Tanggungjawab Sosial dan Lingkungan Perusahaan di Jawa Barat, dan
 (b) Keputusan GubernurJawa Barat Nomor 537/Kep.791/ Bapp/2011 tentang Duta CSR DalamPenyelenggaraanTanggungjawabSosial dan Lingkungan Perusahaan di Jawa Barat.

Critical Review :
Di dunia usaha ataupun organisai bisnis tentu kita tidak asing lagi jika mendengar CSR  ( Corporete Social Responbility ) berdasarkan fakta-fakta dan fenomena yang dijelaskan ini sangat penting kaitannya denganperusahaan atau organisasi bisnis. Maka peneliti ingin meneliti lebih jauh setiap perusahaan harus mempunyai tanggungjawab terhadap lingkungan atau masyarakat melalui berbagai kegiatan yang bertujuan untuk mengembangkan lingkungan serta memperbaiki kehidupan masyarakat hingga pada proses pembangunan ekonomi masyarakat setempat. 


BAB II
TEORI
Teori Pensinyalan
Hipotesis informasi mendasari hampir keseluruhan penelitian awal pasar modal. Di dalam studi pasar modal, para manajer diasumsikan untuk menyediakan informasi guna pengambilan keputusan yang dilakukan oleh investor. Hipotesis informasi disejajarkan dengan teori pensinyalan (signalling theory), dimana para manajer menggunakan akun-akun (accounts) untuk memprediksi sinyal dan tujuan akan masa depan. Berdasarkan teori pensinyalan, apabila para manajer memprediksi peningkatan pertumbuhan perusahaan di masa yang akan datang, mereka akan mencoba untuk memberikan sinyal kepada investor melalui akun-akun tersebut. 
Teori Pasar Efisien
MenurutTandelilin (2001:219) pasar efisien (misalnya rencana kenaikan deviden tahun ini), serta informasi yang bersifat sebagai pendapat atau opini rasional yang beredar di pasar yang bisa mempengaruhi perubahan harga. Artinya, jika pasar telah efisien dan semua informasi yang tersedia bisa didapat oleh semua pihak dengan mudah dan dengan biaya yang murah, maka akan terbentuk harga keseimbangan, sehingga tidak ada seorang investorpun yang bisa memperoleh abnormal return dengan memanfaatkan informasi yang dimilikinya. World Business Council for Sustainable Development (WBCSD: 2000) mendefinisikan bahwa CSR adalah suatu komitmen berkelanjutan oleh dunia usaha untuk bertindak etis dan berkontribusi terhadap pembangunan ekonomi bersamaan dengan meningkatkan kualitas hidup tenaga kerja beserta seluruh keluarganya serta komunitas setempat atau pun masyarakat luas. Earnings Response Coefficient (ERC) Cho dan Jung (1991) mendefinisikan bahwa ERC sebagai suatu dampak dari setiap dolar unexpected earnings atas pengembalian saham dan biasanya diukur dengan coefficient slope dalam regresi abnormal return dan unexpected earnings dari tingkat rata-rata abnormal return. Menurut Scott (2009), ada beberapa hal yang menyebabkan respon pasar yang berbeda-beda terhadap laba, yaitu:
 a) Beta
 b) Struktur Permodalan Perusahaan
 c) Kualitas Laba 
d) Growth Opportunities
 e) Persamaan Ekspektasi Investor
 f) Informativeness Of Price Pengungkapan CSR dan ERC Laporan CSR 

bermanfaat untuk mengidentifikasi perusahaan yang mempunyai komitmen yang tinggi terhadap CSR. Pengukuran abnormal PenelitianTerdahulu Nama PenelitiTahun Hasil Penelitian Sayekti dan Wondabio 2007 Tingkat pengungkapan informasi CSR dalam laporan tahunan perusahaan berpengaruh negatif terhadap ERC. Utami ningtyas 2010 Pengungkapan CSR yang dilakukan perusahaan memiliki pengaruh positif reaksi investor atau pasar (ERC). 



BAB III
METODE PENELITIAN
                            
Hipotesis Penelitian
Berdasarkan uraian dari teori-teori di atas dan juga didukung oleh perbedaan dari beberapa hasil penelitian sebelumnya mengenai pengaruh CSR perusahaan terhadap ERC perusahaan dapat dikatakan bahwa masih belum adanya keselarasan hasil penelitian. Oleh karena itu, berdasarkan pemaparan di atas, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:
 Hipotesis: Tingkat pengungkapan informasi Corporate Social Responsibilty (CSR) dalam laporan tahunan perusahaan berpengaruh positif terhadap Earnings Response Coefficient (ERC) perusahaan. 
METODE PENELITIAN Jenis Penelitian penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode analisis korelasional untuk menguji pengaruh dari variabel bebas terhadap variabel terikat. Menurut Sanusi (2011:15) desain penelitian korelasional adalah desain penelitian yang dirancang untuk meneliti bagaimana kemungkinan hubungan yang terjadi antarvariabel dengan memperhatikan besaran koefisien korelasi.
Populasi dan Sampel
Populasi di dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan pertambangan yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI). Pemilihan sampel di dalam penelitian ini menggunakan metode purposive sampling. Kriteria-kriteria pengambilan sampel di dalam penelitian ini, yaitu:
 1. Perusahaan pada sektorpertambangan yang terdafta Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2010-2013.
2. Perusahaan yang mempublikasikan secara lengkap data laporan tahunan melalui situs Bursa Efek Indonesia periode 2010-2013. 
3. Perusahaan yang memiliki data lengkap berkaitan dengan variabel yang akan digunakan dalam penelitian ini.

Variabel Dependen
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Cummulative Abnormal Return (CAR) yang mengacu pada penelitian Sayekti dan Wondabio (2007). CAR merupakan penjumlahan abnormal return (AR) pada tanggal pengumuman laba selama periode pengamatan dari tahun 2010 – 2013. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan 7 (tujuh) hari periode pengamatan dimulai dari event date -3 (t-3) sampai dengan event date +3 (t+3), dimana event date (t0) adalah pada saat laporan tahunan perusahaan dipublikasikan. Pengambilan periode peristiwa yang singkat karena supaya adanya reaksi pasar yang cepat sehingga investor mendapatkan informasi yang cepat pula, serta alasan pengambilan periode penelitian (event periode) pada t-3 hinggan t+3 adalah untuk menghindari adanya confounding effect akibat pengumuman stock split, merger, dan right issues (Rahman, 2008). Pengukuran abnormal Penelitian Terdahulu Nama Peneliti Tahun Hasil Penelitian Sayekti dan Wondabio 2007 Tingkat pengungkapan informasi CSR dalam laporan tahunan perusahaan berpengaruh negatif terhadap ERC. Utaminingtyas 2010 Pengungkapan CSR yang dilakukan perusahaan memiliki pengaruh positif reaksi investor atau pasar (ERC). Sukirman dan Meiden 2012 Pengungkapan informasi CSR (CSR disclosure) dalam laporan tahunan perusahaan berpengaruh negatif terhadap earnings response coefficient (ERC) tidak didukung oleh data empiris dari sampel penelitian ini yang menyatakan tidak terdapat cukup bukti bahwa CSR disclosure berpengaruh negatif terhadap earnings response coefficient Restuti dan Nathaniel 2012 CSR tidak berpengaruh terhadap ERC baik ketika tidak menggunakan variabel kontrol maupun ketika menggunakan variabel kontrol yaitu BETA dan PBV Abolfazl et. al. 2013 Tanggungjawab sosial atau CSR yang diungkapkan oleh perusahaan berdampak positif terhadap reaksi investor atau pasar yang dalam hal ini di proksikan oleh ERC. Wulandari dan Wirajaya 2014 Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) tidak berpengaruh terhadap Earnings Response Coefficient (ERC). Awuy: Pengaruh Pengungkapan CSR Terhadap ERC 21 return dalam penelitian ini menggunakan market adjusted model yang mengasumsikan bahwa pengukuran expected return saham perusahaan yang terbaik adalah return indeks pasar (Pincus, 1993, dalam Sayekti dan Wondabio, 2007). . Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan 7 (tujuh) hari periode pengamatan dimulai dari event date -3 (t-3) sampai dengan event date +3 (t+3), dimana event date (t0) adalah pada saat laporan tahunan perusahaan dipublikasikan. Pengambilan periode peristiwa yang singkat karena supaya adanya reaksi pasar yang cepat sehingga investor mendapatkan informasi yang cepat pula, serta alasan pengambilan periode penelitian (event periode) pada t-3 hinggan t+3 adalahuntukmenghindariadanya confounding effect akibatpengumuman stock split, merger, dan right issues (Rahman, 2008).
Hipotesis
Penelitian Berdasarkan uraian dariteori-teori di atas dan juga didukung oleh perbedaan dari beberapa hasil penelitian sebelumnya mengenai pengaruh CSR perusahaan terhadap ERC perusahaan dapat dikatakan bahwa masih belum adanya keselarasan hasil penelitian. Oleh karena itu, berdasarkan pemaparan di atas, makala hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah: Hipotesis: Tingkat pengungkapan informasi Corporate Social Responsibilty (CSR) dalam laporan tahunan perusahaan berpengaruh positif terhadap Earnings Response Coefficient (ERC) perusahaan.


BAB IV
PEMBAHASAN
Konsep CSR pada umumnya menyatakan bahwa tanggungjawab perusahaan tidak hanya terhadap pemiliknya atau pemegang saham saja tetapi juga terhadap para stakeholder yang terkait dan atau terkena dampak dari keberadaan perusahaan. Perusahaan yang menjalankan aktivitas CSR akan memperhatikan dampak operasional perusahaan terhadap kondisi sosial dan lingkungan dan berupaya agar dampaknya positif. Sehingga dengan adanya konsep CSR diharapkan kerusakan lingkungan yang terjadi di dunia, mulai dari penggundulan hutan, polusi udara dan air, hingga perubahan iklim dapat dikurangi. Penelitian ini hendak menganalisis kembali hubungan atau pengaruh pengungkapan CSR yang dilakukan oleh perusahaan terhadap Earnings Response Coefficient (ERC) perusahaan tersebut berdasarkan adanya perbedaan hasil pada penelitian-penelitian terdahulu yang telah dilakukan sebelumnya. Peneliti menggunakan perusahaan-perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) di dalam situsnya www.idx.co.id pada tahun 2010-2013 sebagai objek penelitian. Di dalam penelitian ini, pemilihan perusahaan-perusahaan yang bergerak di dalam bidang pertambangan sebagai objek penelitian bukan tanpa dasar atau alasan. Selama tahun 2000-an, penyebaran praktek-praktek terbaik di dalam berbagai aspek seperti sistem manajemen lingkungan dan protokol keterlibatan masyarakat menjadi ciri penanda industri pertambangan. Asy’ari (2009) menyebutkan bahwa ruang lingkup kajian hukum pertambangan meliputi pertambangan umum  dan pertambangan minyak dan gas bumi. Pertambangan umum merupakan pertambangan bahan galian di luar minyak dan gas bumi. Banyaknya regulasi atau peraturan yang berlaku di Indonesia yang mengatur mengenai pengungkapan CSR di dalam laporan tahunan perusahaan terutama pada perusahaan pertambangan, seperti Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas dan Undang-UndangNomor 4 Tahun 2009 Pasal 95 tentang Pertambangan Mineral dan Batu Bara menjadi dasar pentingnya CSR di dalam perusahaan pertambangan. Dengan mengambil dua variabel kontrol, yaitu price to book value (PBV) dan leverage, serta adanya peraturan tentang CSR dan juga kegunaan dilakukannya pengungkapan CSR di dalam perusahaan pertambangan yang peneliti gunakan sebagai dasar dari penelitian ini, maka diharapkan hasil penelitian menunjukkan hasil yang berbeda dari kebanyakan penelitian sebelumnya dan juga lebih akurat.
Critical Review
Di dalam penelitian ini, pemilihan perusahaan-perusahaan yang bergerak di dalam bidang pertambangan sebagai objek penelitian bukan tanpa dasar atau alasan. Pada dasarnya perusahaan yang CSR harus memperhatikan menujukan rasa tanggung jawab tidak hanya para pemegang saham dan dan para investor tetapi juga masyarakat setempat.Variabel kontrol, yaitu price to book value (PBV) dan leverage, serta adanya peraturan tentang CSR dan juga kegunaan dilakukannya pengungkapan CSR di dalam perusahaan pertambangan yang peneliti gunakan sebagai dasar dari penelitian ini, maka diharapkan hasil penelitian menunjukkan hasil yang berbeda dari kebanyakan penelitian sebelumnya dan juga lebih akurat.





BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

KESIMPULAN
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh dari tingkat pengungkapan informasi Corporate Social Responsibility (CSR) dalam laporan tahunan perusahaan terhadap Earnings Response Coefficient (ERC). Penelitian ini menggunakan 128 sampel perusahaan pertambangan dalam tahun 2010 hingga 2013, namun hanya 123 sampel yang digunakan setelah mengeluarkan outlier pada data. Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan hasil menolak hipotesa tingkat pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) dalam laporan tahunan perusahaan berpengaruh terhadap Earnings Response Coefficient (ERC) perusahaan. Bukti-bukti empiris di dalam penelitian ini tidak mendukung hipotesa penelitian yang menyatakan bahwa tingkat pengungkapan informasi CSR dalam laporan tahunan perusahaan tidak berpengaruh terhadap ERC. Hal ini mengindikasikan bahwa investor tidak begitu mengapresiasi informasi CSR yang diungkapkan dalam laporan tahunan perusahaan. Kesimpulan dari hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian-penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Restuti dan Nathaniel (2012), Kurniawan dan Nugrahanti (2012), Arifulsyah et al (2014), Wulandari dan Wirajaya (2014), dan Silalahi (2014) yang juga menyatakan bahwa tingkat pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) dalam laporan tahunan perusahaan tidak berpengaruh terhadap Earnings Respons Coefficient (ERC) perusahaan.


SARAN
Penjelasan tentang variebel X dan Y tidak dijelaskan secara detail. Untuk penelitian selanjutnya diharapkan ada bagian khusus mengenai variable. Berdasarkan keterbatasan dalam penelitian ini, maka saran untuk penelitian selanjutnya sebagai berikut :
       1. Peneliti selanjutnya dapat memperluas sampel tidak hanya menggunakan sampel perusahaan manufaktur tetapi dapat mencakup seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
       2. Peneliti selanjutnya sebaiknya tidak hanya menggunakan laporan tahunan (annual report) saja dalam memperoleh data terkait Corporate Social,

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Critical Review Jurnal AKUNTANSI FORENSIK UNTUK BEDAH KASUS KORUPSI

Akuntansi Forensik Untuk Bedah Kasus Korupsi  Makalah Ini Dibuat Untuk Memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah Seminar Akuntansi Keuangan  Dibimbing Oleh Dosen : RATIH QADARTI ANJILNI  Kelompok 13  Disusun Oleh :  FIFI MILLENIA ANJANI (171011202240)  NITA RIFAUL KHUSNA ( 171011202205 ) PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI  FAKULTAS EKONOMI  UNIVERSITAS PAMULANG  TANGERANG SELATAN  2020 KATA PENGANTAR  Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan nikmatNya kepada kita semua, nikmat ilmu yang diberikan Tuhan kepada kita, sehingga kita bisa menyelesaikan tugas makalah kita yang berjudul “Akuntansi Forensik Untuk Bedah Kasus Korupsi”  Makalah ini adalah tugas yang saya tujukan kepada Ibu Ratih Qadarti Anjilni, selaku Dosen Mata Kuliah Seminar Akuntansi Keuangan. Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat dan memenuhi kewajiban tugas Seminar Akuntansi Keuang...

Critical Review Jurnal PENGARUH IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY(CSR) TERHADAP CITRA PERUSAHAAN (Studi pada PT. Semen Indonesia (Persero,Tbk.)

PENGARUH IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) TERHADAP CITRA PERUSAHAAN  (Studi pada PT. Semen Indonesia (Persero,Tbk.) * ( Mohammad Yaskun¹, Puguh Cahyono²) Prodi Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Islam )   Untuk Mata Kuliah Seminar Akuntansi Dosen Pengampu : RATIH QADARTI ANJILNI S.E., M.Ak.   Disusun Oleh Kelompok 1 5 : 1. Heny Setyowati                               (171011201008) 2. Mega Lestari                                    (171011201486) Program Studi Akuntansi S1 Fakultas Ekonomi Universitas Pamulang 2020 DAFTAR ISI Abstrak ..............................................................................