Langsung ke konten utama

Critical Review Jurnal PENGARUH ETIKA AUDITOR, PENGALAMAN AUDITOR DAN GENDER TERHADAP KEMAMPUAN MENDETEKSI PRAKTIK AKUNTANSI KREATIF (Studi pada BPK RI Perwakilan Sumatera Selatan dan KAP di Sumatera Bagian Selatan)

PENGARUH ETIKA AUDITOR, PENGALAMAN AUDITOR DAN GENDER
TERHADAP KEMAMPUAN MENDETEKSI PRAKTIK AKUNTANSI KREATIF
(Studi pada BPK RI Perwakilan Sumatera Selatan dan KAP di Sumatera Bagian Selatan)


TUGAS KELOMPOK 14
SEMINAR AKUNTANSI KEUANGAN

NAMA :     1. Fuji Suciati Putri
2.  Natalius Muda
KELAS :    653



ABSTRACT
This research aimed at investigating the effect of auditor ethics (independence, integrity,and objectivity), experience, and gender on the ability to detect creative accountingpractices (at BPK RI Representative South Sumatra and KAP (Public Accounting Firms)Southern Sumatra). The research was conducted at BPK RI Representative South Sumatraand KAP Southern Sumatra with 129 respondents, 97 of whom were analyzed. Data wereanalyzed using multiple regression model. Results show that auditor ethics (independence,integrity, and objectivity), experience, and gender simultaneously affect the ability todetect creative accounting practices with R (adjusted R square of 32%), while auditor’s independence, integrity, and experience have partial effect. However, objectivity and gender does not have significant effect on detecting creative accounting practices.

 BAB 1
PENDAHULUAN
Akuntansi denganstandar yang berlaku adalah alatyang digunakan manajemen untukmenyajikan laporan keuangan.Praktik akuntansi tentunya tidakterlepas dari kebijakan manajemendalam memilih metode yang sesuaidan diperbolehkan. Sulistiawan (2006) menyatakan bahwa prinsipakuntansi berlaku umummemberikan keleluasaan bagi paramanajer untuk memilih metodeakuntansi yang digunakannya dalammenyusun laporan keuangan. Dalamproses penyajian laporan keuangan,potensial sekali terjadi asimetriinformasi atau aliran informasi yangtidak seimbang antara penyaji(manajemen) dan penerima informasi(investor dan kreditor). Dalam hal ini manajemen berpotensimemanfaatkan informasi yangdimiliki untuk mengambilkeuntungan maksimal. Akuntansikreatif (creativeaccounting) tumbuh danberkembang karena adanya tekanandari pemilik perusahaan (principal)untuk memaksimalkan dan mengeliminasi masalah akuntansiyang terjadi. Widarto, Sudarma danBaridwan (2005) menunjukkan bahwa budaya kerja perusahaan telahmempengaruhi praktik akuntansi danpraktik akuntansi kreatif perusahaan.
Praktik akuntansi kreatif inibanyak disebabkan oleh adanyatuntutan dan adanya campur tangandireksi dengan tujuan untukmereduksi permasalahan akuntansi.Akuntansi kreatif (creativeaccounting) merupakan usaha sebuahorganisasi atau badan usaha untuk memanfaatkan teknik dan kebijakanakuntansi guna mendapatkan hasilyang diinginkan (Sulistiawan, 2006). Creative accounting merupakanproses dimana beberapa pihakmenggunakan kemampuanpemahaman pengetahuan akuntansi dan menggunakannya untukmemanipulasi laporan keuangan.
Pada era modernisasi ini,banyak terjadi manipulasi akuntansipada laporan keuangan. Disisi lain, seorang auditor independenbertanggung jawab bukan hanyasekedar memberikan opini semata, tetapi juga ikut bertanggung jawabakan kebenaran atas laporankeuangan tersebut. Kurangnya independensi, integritas danobjektivitas auditor serta maraknyamanipulasi akuntansi korporat membuat kepercayaan para pemakailaporan keuangan auditan mulaimenurun, sehingga para pemakailaporan keuangan seperti investordan kreditur mempertanyakaneksistensi auditor sebagai pihakindependen.
Salah satu kasus akuntansiterbesar pada tahun 2001, yaitu kasus Enron yang melibatkan KAP Arthurdan Andersen, di Amerika Serikat.Pada kasus Enron, terjadi manipulasilaporan keuangan oleh manajemenyang kemudian dinyatakan wajaroleh KAP Arthur dan Andersen. Haltersebut terjadi karena KAP Arthurdan Andersen selain sebagai auditor ternyata juga merangkap sebagaikonsultan bisnis dari Enron. DiIndonesia juga terdapat kasus kesalahan dalam mengaudit laporankeuangan yang pernah dilakukan oleh Justinus Aditya Sidharta yangberdampak pada pembekuan izinakuntan publiknya selama dua tahunoleh Menteri Keuangan RI pada saatitu (Trisnaningsih,2007).
Kasus lain yang terkaitakuntansi juga terjadi pada auditorindependen di pemerintahan,misalnya saja beberapa fenomenaindependensi auditor BPK saat initengah menjadi perhatian dimasyarakat. Kasus suap terhadapauditor BPK RI Jawa Barat olehpejabat Pemerintah Kota Bekasi (Infokorupsi.com, 2010). Kasus suaplainnya dilakukan BPK RI SulawesiUtara oleh walikota Tomohon merupakan tindakan yang tidak etissehingga membuat auditor BPK RIdiragukan independensinya(Infokorupsi.com, 2011).
Fenomena akan timbulnyasuatu penyimpangan dalampelaksanaan tanggung jawab olehauditor, ditandai dengan adanyasuatu benturan kepentingan (conflict of interest); membiarkan faktor salahsaji material yang diketahuinya(material misstatement); ataumengalihkan pertimbangannya padasuatu hal tertentu untukkepentingannya sendiri atau pihak lain, tidak memberikan informasiyang benar yang diketahuinya; dantak kalah pentingnya juga, dalamsuatu audit keadaan dimana auditorterikat dalam hubungan dengan klien, dipandang kurang mempertahankansikap independennya baik dalamkenyataan maupun dalam penampilannya. Etika auditor yangharus dipegang oleh auditor adalahindependensi, integritas danobjektivitas yang merupakantuntutan sikap dan perilaku auditordalam melaksanakan tugaspengawasannya. Independensiauditor merupakan dasar masyarakat percaya akan kredibilitas profesiauditor dan merupakan salah satufaktor yang sangat penting untuk menilai mutu jasa audit.Independensi auditor dan kualitasaudit inilah menjadi fokus usahaPemerintah melalui Badan PengelolaPasar Modal (Bapepam) untukmelindungi pihak investor (Bapepam,2006).
Kepercayaan masyarakatterhadap mutu jasa yang diberikanoleh profesi merupakan dasar pikiranyang melandasi penyusunan kodeetik dan standar dari setiap profesi. Karena, setiap profesi yang menjualjasanya kepadamasyarakat memerlukan kepercayaan dari masyarakat yang dilayaninya.Dalam prinsip integritas, auditor dituntut untuk memiliki kepribadianyang dilandasi oleh sikap jujur,berani, bertanggung jawab untukmembangun kepercayaan gunamemberikan dasar bagi pengambilankeputusan yang handal. Sedangkan, dalam objektivitas, auditor harusmenjunjung tinggi ketidakberpihakanprofesional dalam mengumpulkan,mengevaluasi, dan memprosesdata/informasi audit (PusdiklatwasBPKP, 2008). Sehingga, hal ini jelasbagi BPK dan KAP, dalammenjalankan tugasnya harusdilandasi oleh etika auditor tersebut.
Dengan demikian, semakinpatuh auditor terhadap etikaprofesinya diharapkan dapatmembuat perencanaan danpertimbangan yang lebih bijaksanadalam proses pengauditan sehinggaauditor dapat mendeteksi adanyapraktik akuntansi kreatif.
Menurut Amat danGowthorpe (2004), akuntansi kreatifmerupakan tranformasi informasikeuangan dengan menggunakanpilihan metode, estimasi, dan praktekakuntansi yang diperbolehkan olehStandar Akuntansi. Menurut Myddelton (2009), akuntan yangdianggap kreatif adalah akuntan yangmenginterpretasikan area abu-abuuntuk mendapatkan manfaat ataukeuntungan dari hasil interpretasitersebut. Jadi, dengan harapanmendapatkan tujuan tertentu, makaakan menginterpretasikan kebijakanakuntansi dengan cara tertentu juga.Menurut Sulistiawan (2003),akuntansi kreatif adalah aktivitasbadan usaha untuk memanfaatkanteknik dan kebijakan akuntansi gunamendapatkan hasil yang diinginkan.
Masalah utama dalamakuntansi kreatif ada padakecenderungan perilaku manusiauntuk memenuhi kebutuhan ataukepentingannya sendiri. Alasannya,manusia cenderung memanfaatkanpengetahuan atau informasi yangdimiliki guna mendapatkantujuannya masing-masing. Teknik dan kebijakan akuntansi hanyalahalat untuk mencapai tujuan tersebut. Akuntansi kreatif adalah bagian dariakuntansi untuk menyajikan laporankeuangan, tetapi akuntansi kreatifdapat juga menjadi bagian darisebuah skandal bisnis atau skandalakuntansi. Motivasi dan perilakumanusialah yang menjadi kunciapakah akuntansi kreatif menjadiilegal atau legal, etis atau tidak etis,atau baik atau tidak baik(Sulistiawan, dkk : 2011).
Penelitian lain yangmemperkuat argumentasi akanpengaruh etika terhadap kemampuan deteksi auditor atas praktik akuntansikreatif juga telah dilakukan diYordania. Penelitian ini dilakukanoleh Al Momani dan Obeidat (2013)yang menyatakan bahwa kemampuanauditor dalam mendeteksi praktikakuntansi kreatif dipengaruhi olehindependensi, integritas, objektivitas,dan ketentuan etika lainnya sepertikerahasiaan, kompetensi, nama danbentuk organisasi, upah audit dangratifikasi. Etika auditor yang ditelitioleh Al Momani dan Obediat (2013)ini sesuai dengan kode etik auditoryang dikeluarkan oleh InternationalOrganization ofSupremeAuditInstitutions (INTOSAI).
Faktor lain yang digunakandalam penelitian ini adalahpengalaman auditor dan gender. Penelitian Minanda dan Muid (2013)menunjukkan bahwa variabelpengalaman bekerja auditor berpengaruh signifikan dan positifterhadap pertimbangan tingkatmaterialitas akuntan publik. Hasil inimengandung pengertian bahwasemakin banyak pengalaman bekerjayang dimilik auditor makapertimbangan tingkat materialitasakuntan publik dalam laporankeuangan akan semakin tepat, dan pada variabel etika profesiberpengaruh signifikan dan positifterhadap pertimbangan tingkat materialitas akuntan publik. Hasil inimengandung pengertian bahwasemakin baik etika profesi yangdimiliki seorang akuntan makapertimbangan tingkat materialitasakuntan publik dalam laporankeuangan akan semakin tepat.
Gender diartikan sebagaiperbedaan yang tampak antara priadan wanita dilihat dari segi nilai dantingkah laku (Webster’s New WorldDictionary, 2004). Menurut Robbins(2006) antara pria dan wanitaberbeda pada reaksi emosional dankemampuan membaca orang lain.Wanita menunjukkan ungkapanemosi yang lebih besar daripada pria,mereka mengalami emosi yang lebihhebat, mereka menampilkan ekspresidari emosi baik yang positif maupunnegatif, kecuali kemarahan. Wanitalebih baik dalam membaca isyaratisyarat non verbal dibandingkan pria.Perbedaan sifat tersebut diantarakeduanya mempengaruhi skeptisismeprofesionalnya sebagai auditor untukmemberikan opini atas laporankeuangan. Hal ini diperkuat denganhasil penelitian Fullerton & Durtschi(2005) yang menunjukkan bahwainternal auditor wanita rata-rata lebih skeptis dibandingkan dengan internalauditor pria.
Berdasarkan temuan-temuandalam penelitian tersebut yang masihterdapat ketidakkonsistenan darihasil penelitian dan juga untukmembuktikan secara empiris hasilselanjutnya akan sama ataukahberbeda apabila dilakukan di KAPdan BPK RI yang lain, maka penelitimencoba melakukan penelitiandalam aspek akuntansi perilakumengenai kemampuan mendeteksipraktik akuntansi kreatif. Variabel-variabelnya yaitu etika auditor (independensi, integritas danobjektivitas), pengalaman auditordan gender (dummy), namun penelitian ini memiliki perbedaandari sisi responden yang dilibatkan,jumlah responden, serta tempatpenelitian yaitu pada KAP diSumbagsel dan BPK RI PerwakilanSumatera Selatan.
Penelitian tentang praktikakuntansi kreatif ini merupakanpenelitian dalam bidang akuntansi keperilakuan yang menyangkutpenelitian etika auditing(pemeriksaan akuntan) yangmembahas pengaruh etika auditor,pengalaman auditor dan genderdalam hal mendeteksi praktikakuntansi kreatif yang dilakukan diIndonesia. Penelitian ini perludilakukan, karena pada zaman yang semakin modern seperti sekarang iniauditor diharapkan dapat lebihcermat terhadap praktik akuntansi kreatif yang dilakukan auditeesebagai pihak yang menggunakanjasa auditor.
Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian yang telahdijelaskan maka rumusan masalahdalam penelitian ini adalah bagaimana pengaruh etika auditor(independensi, integritas danobjektivitas), pengalaman auditordan gender terhadap kemampuanmendeteksi praktik akuntansi kreatif pada auditor BPK RI PerwakilanSumatera Selatan dan auditor KAP diSumatera Bagian Selatan?
KRITIK REVIEW
1.      Alasan memilih judul ?
Karena adanya tekanan dari pemilik perusahaan (principal), tuntutan dan campur tangan direksi dengan tujuan untuk mereduksi permasalahan akuntansi, untuk memaksimalkan dan mengeliminasi masalah akuntansi yang terjadi. Banyak terjadi manipulasi akuntansi pada laporan keuangan. Kurangnya independensi, integritas dan objektivitas auditor serta maraknya manipulasi akuntansi korporat membuat kepercayaan para pemakai laporan keuangan auditan mulai menurun, sehingga para pemakai laporan keuangan seperti investor dan kreditur mempertanyakan eksistensi auditor sebagai pihak independen.
2.      Fenomena ?
Etika auditor yang harus dipegang oleh auditor adalah independensi, integritas dan objektivitas yang merupakan tuntutan sikap dan perilaku auditor dalam melaksanakan tugas pengawasannya. Independensi auditor merupakan dasar masyarakat percaya akan kredibilitas profesi auditor dan merupakan salah satu faktor yang sangat penting untuk menilai mutu jasa audit. Auditor dituntut untuk memiliki kepribadian yang dilandasi oleh sikap jujur, berani, bertanggung jawab untuk membangun kepercayaan guna memberikan dasar bagi pengambilan keputusan yang handal. Auditor harus menjunjung tinggi ketidakberpihakan profesional dalam mengumpulkan, mengevaluasi, dan memproses data/informasi audit. Sehingga, hal ini jelas bagi BPK dan KAP, dalam menjalankan tugasnya harus dilandasi oleh etika auditor tersebut.

BAB 2
LANDASAN TEORETIS DANPENGEMBANGAN HIPOTESIS
Akuntansi Keperilakuan(Behavioural Accounting)
Akuntansi keperilakuan(behavioral accounting) adalahcabang akuntansi yang mempelajari hubungan antara perilaku manusiadengan sistem akuntansi (Siegel, G.et al. 1989). Istilah sistem akuntansiyang dimaksud di sini dalam artiyang luas yang meliputi seluruhdesain alat pengendalian manajemenyang meliputi sistem pengendalian,sistem penganggaran, desain akuntansi pertangungjawaban, desainorganisasi seperti desentralisasi atausentralisasi, desain pengumpulanbiaya, desain penilaian kinerja sertapelaporan keuangan.
Ruang lingkup penelitian dibidang akuntansi keperilakuan sangatluas sekali, tidak hanya meliputi bidang akuntansi manajemen saja,tetapi juga menyangkut penelitiandalam bidang etika,auditing (pemeriksaan akuntan), sisteminformasi akuntansi bahkan jugaakuntansi keuangan. Untuk membatasi permasalahan, dalamtulisan ini penulis hanya membatasipada penelitian dalam bidang etika,auditing (pemeriksaan akuntan).
Teori Sikap dan Perilaku (Theoryof Attitude and Behaviour)
Theory of attitude andbehaviour yang dikembangkan olehTriandis (1971) dipandang sebagai teori yang dapat mendasari untukmenjelaskan etika auditor(independensi, integritas danObjektivitas). Teori tersebutmenyatakan, bahwa perilakuditentukan untuk apa orang-orangingin lakukan (sikap), apa yangmereka pikirkan akan merekalakukan (aturan-aturan sosial), apayang mereka bisa lakukan(kebiasaan) dan dengan konsekuensiperilaku yang mereka pikirkan. Sikapmenyangkut komponen kognitifberkaitan dengan keyakinan,sedangkan komponen sikap afektifmemiliki konotasi suka atau tidaksuka. Teori sikap dan perilaku inidapat menjelaskan sikap independen auditor dalam penampilan. Seorangauditor yang memiliki sikapindependen akan berperilakuindependen dalam penampilannya,artinya seorang auditor dalammenjalankan tugasnya tidakdibenarkan memihak terhadapkepentingan siapapun.
Teori Disonansi Kognitif
Teori disonansi kognitifdiperkenalkan oleh Leon Festingerpada tahun 1957 dan berkembang pesat sebagai sebuah pendekatandalam memahami area umum dalamkomunikasi dan pengaruh sosial.Teori ini menjadi salah satupenjelasan yang paling luas yangditerima terhadap perubahan tingkahlaku dan banyak perilaku sosiallainnya.
Menurut Noviyanti (2008)teori ini mampu membantu untukmemprediksi kecenderunganindividu dalam merubah sikap danperilaku dalam rangka untukmengurangi disonansi yang terjadi. Teori disonansi kognitif dalampenelitian ini digunakan untukmenjelaskan pengaruh pengalaman auditor dan gender terhadapkemampuan mendeteksi praktikakuntansi kreatif.
Akuntansi Kreatif
Dalam beberapa pendapattentang akuntansi kreatif, menurut(Breton et. al., 2000); (Naser, 1993) dan (Amat et. al., 2000) adalahsebagai proses memanipulasi laporanakuntansi dilakukan dengan caramencari celah-celah peraturanakuntansi demi keuntungan mereka,hal ini mempengaruhi cara pemilihantolak ukur laporan danpengungkapan laporan tersebutsehingga terjadi transformasi dariaturan sebenarnya, merekamempersiapkan pula bagian bagianlaporan yang lebih disukai, dan mengaturnya sedemikian rupasehingga dihasilkan laporanakuntansi yang sesuai keinginan, ketimbang membuat laporanberdasarkan cara yang netral dansesuai prosedur.
Amat, Blake dan Dowd(1999) menyatakan akuntansi kreatifsebagai sebuah proses dimanabeberapa pihak menggunakankemampuan pemahamanpengetahuan akuntansi (termasukdidalamnya standar, teknik dsb.) danmenggunakannya untukmemanipulasi pelaporan keuangan.
Independensi
Independen berarti bebas daripengaruh, tidak dikendalikan olehpihak lain dan tidak tergantung padaorang lain. Auditor independenadalah auditor yang tidak memihakatau tidak dapat diduga memihak,sehingga tidak merugikan pihakmanapun (Pusdiklaswat BPKP,2005).
Independensi pada penelitianini adalah tingkat sikap mental yangtidak dikendalikan dan tidakbergantung pada pihak lain, jujurdalam mempertimbangkan fakta danobjektif, serta tidak memihak. Dalammenjalankan tugasnya anggota KAPharus selalu mempertahankan sikap mental independen di dalammemberikan jasa profesionalsebagaimana diatur dalam Standar Profesional Akuantan Publik yangditetapkan oleh IAI.
Integritas dan Objektivitas
Integritas merupakan suatuelemen karakter yang mendasaritimbulnya pengakuan profesional. Integritas merupakan kualitas yangmendasari kepercayaan publik danmerupakan patokan (benchmark)bagi anggota dalam menguji semuakeputusan yang diambilnya.Integritas dalam penelitian ini adalahsikap jujur dan berterus terang tanpaharus mengorbankan rahasiapenerimajasa, pelayanan dankepercayaan publik tidak bolehdikalahkan oleh keuntungan pribadi. Menurut Mulyadi (2002), integritasadalah suatu karakter yangmenunjukan kemampuan seseorang untuk mewujudkan apa yang telahdisanggupinya dan diyakinikebenarannya ke dalam kenyataan. Auditor yang berintegritas adalahauditor yang memiliki kemampuanuntuk mewujudkan apa yang telahdiyakini kebenarannya tersebut kedalam kenyataan. Integritas dapatmenerima kesalahan yang tidakdisengaja dan perbedaan pendapatyang jujur, tetapi dapat menerimakecurangan atau peniadaan prinsipsebagaimana dinyatakan Mulyadi(2002).
Objektivitas adalah suatukeyakinan, kualitas yangmemberikan nilai bagi jasa ataupelayanan auditor serta merupakansalah satu ciri yang membedakanprofesi akuntan dengan profesi lain dan prinsip objektivitas menetapkansuatu kewajiban bagi auditor untuktidak memihak, jujur secara intelektual, dan bebas dari konflikkepentingan (Sukriah., dkk, 2009).Menurut Mulyadi (2002), menjelaskan bahwa objektivitasadalah sikap mental yang harusdipertahankan oleh auditor dalammelakukan audit dan auditor tidakboleh membiarkan pertimbanganauditnya dipengaruhi oleh pihak lain.Hal ini membuat dalam diri seorangauditor harus menjaga objektivitasdan bebas dari benturan kepentingandalam pemenuhan kewajibannya.Prinsip objektivitas mengharuskananggota memiliki sikap adil, tidakmemihak, jujur secara intelektual,tidak berprasangka, serta bebas dari benturan kepentingan atau berapa dibawah pengaruh pihak lain.
Pengalaman Auditor
Pengalaman merupakan suatuproses pembelajaran danpertambahan perkembangan potensibertingkah laku baik dari pendidikanformal maupun non formal atau bisadiartikan sebagai suatu proses yang membawa seseorang kepada suatu pola tingkah laku yang lebih tinggi.Christiawan (2003) menjelaskanbahwa semakin banyak dankompleks tugas-tugas yangdilakukan seorang individu akanmenyebabkan pengalaman individutersebut semakin meningkat karenahal ini akan menambah danmemperluas wawasan yang dimiliki.
Gender
Gender didefinisikan sebagaiaturan atau norma perilaku yang berhubungan dengan jenis kelamin dalam suatu sistem masyarakat. Karena itu gender sering kali diidentikan dengan jenis kelamin atau sex. Gender dalam Women’s Studies Encyclopedia bahwa gender adalah suatu konsep kultural yang membedakan antara pria dan wanita dalam hal peran, perilaku, mentalitas dan karakteristik emosional dikalangan masyarakat (Jamilah dan Fanani, 2007). Perbedaan inilah yang mengakibatkan antara pria dan wanita memiliki penilaiannya sendiri dalam mengelola, mencatat, dan mengkomunikasikan hal atau informasi untuk menjadi suatu hasil.
Penelitian Terdahulu
Al Momani dan Obeidat (2013) meneliti tentang The Effect of Auditors' Ethics on Their Detection of Creative Accounting Practices. Pengumpulan data menggunakan regresi linier dan regresi linier berganda. Populasi dalam penelitian ini semua auditor di Yordania, sedangkan sampelnya terdiri dari 150 auditor di antara seluruh para auditor yang mencakup 623 auditor, berdasarkan metode random sampling. Teknik analisis yang digunakan menggunakan alat bantu hitung statistik. Hasil penelitiannya penerapan aturan independensi, integritas dan objektivitas, dan ketentuan etika lain secara bersamasama berpengaruh terhadap kemampuan pendeteksian akuntansi kreatif.
Minanda dan Muid (2013), meneliti tentang Analisis Pengaruh Profesionalisme, Pengetahuan Mendeteksi Kekeliruan, Pengalaman Bekerja auditor, dan Etika Profesi terhadap Pertimbangan Tingkat Materialitas Akuntan Publik (Studi Empiris pada Auditor KAP di Semarang). Sampel yang digunakan
dalam penelitian ini adalah 100 responden bahwa auditor yang terkandung dalam 12 KantorAkuntan Publik di Kota Semarang.Data diperoleh melalui kuesionersurvei diisi oleh akuntan senior untuk mitra yang bekerja di kantor akuntan publik yang terletak di kota Semarang. Sementara itu, untuk menjawab hipotesis penelitian menggunakan analisis regresi berganda. Berdasarkan hasil tersebutdapat disimpulkan bahwa variabel Profesionalisme, Pengetahuan Mendeteksi Kesalahan, Pengalaman Auditor Kerja, dan Etika individual yang semuanya berpengaruh signifikan terhadap Pertimbangan Tingkat Materialitas Akuntan Publik.
Widiyastuti dan Pramudji (2009) meneliti tentang Pengaruh Kompetensi, Independensi, dan Profesionalisme terhadap Kemampuan Auditor dalam Mendeteksi Kecurangan (Fraud). Pengumpulan data yang dilakukan peneliti dengan menggunakan metode survey, dengan menyebarkan kuesioner pada sampel yang akan diteliti. Penyebaran kuesioner dilakukan dengan cara bertemu langsung dengan para responden dan melaluicontact person. Sampel pada penelitian ini menggunakan seluruh auditor independen yang bekerja di Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK-RI), populasi penelitiannya yang berjumlah 1.424 orang. Untuk metode pengambilan sampel, peneliti menggunakan cara purposive sampling. Metode Partial Least Square (PLS) dengan menggunakan software Smart PLS. Hasil penelitian ini Kompetensi, Independensi dan Profesionalisme mempunyai pengaruh positif yang signifikan terhadap kernarnpuan auditor dalam mendeteksi kecurangan (fraud).
KerangkaPemikiran
Penjelasan mengenai pengaruh etika auditor ( independensi, integritas dan objektivitas), pengalaman auditor dan gender terhadap secara singkat melalui kerangka pemikiran. Kerangka pemikiran yang dibuat berupa gambar skema untuk lebih menjelaskan mengenai hubungan antara variabel independen dan variabel dependen.
Hipotesis
Dari uraian yang telah dipaparkan, maka hipotesis yang diajukan yaitu independensi, integritas, objektivitas, pengalaman auditor dan gender berpengaruh signifikan terhadap kemampuan mendeteksi praktik akuntansi kreatif pada BPK RI Perwakilan Provinsi Sumatera Selatan dan Kantor Akuntan Publik di Sumatera Bagian Selatan.

KRITIK REVIEW
1.      Teori apa dan siapa ?
·         Teori Sikap dan Perilaku (Theory of Attitude and Behaviour) Teori tersebut menyatakan, bahwa perilaku ditentukan untuk apa orang-orang ingin lakukan (sikap), apa yang mereka pikirkan akan mereka lakukan (aturan-aturan sosial), apa yang mereka bisa lakukan(kebiasaan) dan dengan konsekuensi perilaku yang mereka pikirkan.
·         Teori Disonansi Kognitif
Teori ini menjadi salah satu penjelasan yang paling luas yang diterima terhadap perubahan tingkah laku dan banyak perilaku sosial lainnya. Teori ini juga mampu membantu untuk memprediksi kecenderungan individu dalam merubah sikap dan perilaku dalam rangka untuk mengurangi disonansi yang terjadi. Teori disonansi kognitif dalam penelitian ini digunakan untuk menjelaskan pengaruh pengalaman auditor dan gender terhadap kemampuan mendeteksi praktik akuntansi kreatif.
1.      Peneliti Terdahulu?
·         Al Momani dan Obeidat (2013) meneliti tentang The Effect of Auditors' Ethics on Their Detection of Creative Accounting Practices. Pengumpulan data menggunakan regresi linier dan regresi linier berganda.
·         Minanda dan Muid (2013), meneliti tentang Analisis Pengaruh Profesionalisme, Pengetahuan Mendeteksi Kekeliruan, Pengalaman Bekerja auditor, dan Etika Profesi terhadap Pertimbangan Tingkat Materialitas Akuntan Publik (Studi Empiris pada Auditor KAP di Semarang).
·         Widiyastuti dan Pramudji (2009) meneliti tentang Pengaruh Kompetensi, Independensi, dan Profesionalisme terhadap Kemampuan Auditor dalam Mendeteksi Kecurangan (Fraud). Pengumpulan data yang dilakukan peneliti dengan menggunakan metode survey, dengan menyebarkan kuesioner pada sampel yang akan diteliti. Penyebaran kuesioner dilakukan dengan cara bertemu langsung dengan para responden dan melalui contact person.

BAB 3
METODE PENELITIAN

Ruang Lingkup Penelitian
Banyak faktor yang dapat mempengaruhi kemampuan mendeteksi praktik akuntansi kreatif, tetapi dalam penelitian ini kemampuan mendeteksi praktik akuntansi kreatif hanya dilihat dari sudut pandang etika audior yang terdiri dari variabel Independensi (X1), Integritas (X2), Objektivitas (X3), Pengalaman Auditor (X4) dan Gender (X5). Maksud penelitian ini adalah untuk menguji dan menganalisis secara empiris pengaruh etika auditor (independensi, integritas dan objektivitas), pengalaman auditor dan gender terhadap kemampuan mendeteksi praktik akuntansi kreatif.
Penelitian ini mengkaji tentang bidang akuntansi perilaku, yaitu membahas mengenai sikap,perilaku, motivasi dari seorang akuntan atau auditor dengan sistem akuntansi. Adapun yang menjadi ruang lingkup penelitian ini adalahBadan Pemeriksa Keuangan RI Perwakilan Sumatera Selatan dan Kantor Akuntan Publik di Sumatera Bagian Selatan.
Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Data primer adalah sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber aslinya (tidak melalui perantara). Data primer dalam penelitian ini adalah data yang diolah dan dikumpulkan sendiri oleh peneliti melalui penyebaran kuesioner.
Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan penelitian pustaka dan penelitian lapangan. Data utama penelitian ini diperoleh melalui penelitian lapangan, peneliti memperoleh data langsung dari pihak pertama (data primer) yang dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner untuk mengukur kemampuan auditor dalam mendeteksi praktik akuntansi kreatif. Pendistribusian kuesioner ini dilakukan dengan dua cara. Cara pertama dengan mengirimkan langsung kuesioner kepada responden untuk responden yang dapat dijangkau langsung. Cara kedua dengan mengirimkan melalui via post untuk responden diluar daerah.
Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah auditor yang bekerja pada Badan Pemeriksa Keuangan RI Wilayah Perwakilan Sumatera Selatan sebanyak 66 responden dan 12 Kantor Akuntan Publik di Sumatera Bagian Selatan sebanyak 63 responden. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh anggota populasi atau seluruh auditor Kantor Akuntan Publik (KAP) di Sumbagsel dan BPK RI Perwakilan Sumatera Selatan. Metode pengambilan sampel dalam penelitian ini yaitu menggunakan metode sensus.
Teknik Analisis Data
Pada penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda untuk mengetahui pengaruh variabel independen (independensi, objektivitas, integritas, pengalaman auditor dan gender) terhadap kemampuan mendeteksi praktik akuntansi kreatif, dengan persamaan model regresi berganda yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Keterangan:
Y = Kemampuan mendeteksi praktik akuntansi kreatif
X1 = Independensi
X2 = Objektivitas
X3= Integritas
X4 = Pengalaman Auditor
X5= Gender (dummy variable),
dengan keterangan (1) Wanita,(0) Pria.
α, b1, b2, b3, b4, b5= Konstanta
ε = error

Uji Kualitas Data
Uji Validitas
Pengujian ini memastikan bahwa masing-masing itempertanyaan dalam kuesioner akan terklasifikasi pada variabel-variabel yang telah ditentukan (constructvalidity). Validitas instrumen dihitung dengan rumus PearsonProduct Momen (PPM) denganmenggunakan alat bantu hitungstatistik.
Uji Reliabilitas
Pengujian reliabilitas dilakukan pada item-item pertanyaan variabel Independensi (X1), Integritas (X2), Objektivitas (X3), Pengalaman Auditor (X4), dan KemampuanMendeteksi Praktik AkuntansiKreatif (Y). Menurut Ghozali (2005) suatu variabel dikatakan reliabelapabila koefisien Cronbach Alpha >0,60.
Uji Asumsi Klasik
Uji Normalitas
Uji normalitas dalampenelitian ini dilakukan dengantujuan untuk menguji apakah model regresi memiliki distribusi normal.Uji normalitas ini akan diuji denganmenggunakan grafik P-Plot dan ujikolmogorov smirnov (Ghozali, 2011).
Uji Multikolinieritas
Uji Multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas(independen). Ghozali (2005)menyatakan bahwa untuk mendeteksiada atau tidaknya multikolinieritasdidalam model regresi adalah apabilanilai tolerance kurang dari 0,10 atausama dengan nilai Varance InflationFactor (VIF) lebih dari 10, makadapat menunjukkan adanyamultikolinieritas dan begitupulasebaliknya.
Uji Heterokedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadiketidaksamaan variance dari residualsatu pengamatan ke pengamatan lainnya. Ghozali (2005) menyatakanbahwa jika variance dari residualsatu pengamatan ke pengamatan laintetap, maka disebuthomoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Modelregresi yang baik adalah yanghomoskedastisitas atau tidak terjadiheteroskedastisitas.
Uji Hipotesis
Uji Secara Parsial (Uji t)
Menurut Iqbal (2005)pengujianhipotesis individualmerupakan pengujian hipotesiskoefisien regresi berganda denganhanya satu b (b1 atau b2) yangmempengaruhi Y dilakukan untukmengetahui apakah masing-masingvariabel independen secara parsialberpengaruh terhadap variabeldependen.
Uji Simultan (Uji F)
Menurut Iqbal (2005)pengujian hipotesis serentakmerupakan pengujian hipotesiskoefisien regresi berganda dengan b1dan b2 serentak atau bersama-samamempengaruhi Y.
Pengujian Koefisien Determinan(R2)
Koefisiensi determinasi (R²)pada intinya adalah untuk mengukur seberapa jumlah kemampuan modeldalam menvariasi variabel dependen. Nilai koefisiensi determinasi adalahdiantara nol dan satu. Nilai R² yangkecil berarti kemampuan antarvariabel-variabel independen dalammenjelaskan variasi variabeldependen amat terbatas. Nilai yangmendekati satu variabel-variabelindependen memberikan hampirsemua infomasi yang dibutuhkanuntuk memprediksi variasi dependen.
Penggunaan dari adjusted R2adalah sebagai ukuran ketepatansuatu garis yang diterapkan suatu kelompok data hasil survei, makinbesar nilai R2 maka akan semakintepat suatu garis regresi, sebaliknyasemakin kecil nilai R2 akan semakintidak tepat garis regresi. Penulismenyelesaikannya denganmenggunakan alat bantu hitungstatistik.
Skala Pengukuran
Penelitian ini terdiri dari duavariabel, yaitu: Variabel Independen(independensi, integritas, objektivitas,pengalaman auditor dan gender), danvariabel dependen (kemampuan mendeteksi praktik akuntansi kreatif).Dalam penelitian ini, pertanyaan ataupernyataan dalam kuesioner untukmasing-masing variabel diukurdengan menggunakan skala likert.
Definisi Operasional Variabel
Adapun definisi operasionaluntuk masing-masing variabel dalampenelitian ini adalah sebagai berikut :
- Independensi
Independensi adalah sikap bebasdan tidak memihak yang dimilikiauditor terkait dengan penugasanauditnya.
- Integritas
Integritas adalah sikap jujur,berani, bijaksana dan tanggungjawab auditor dalammelaksanakan audit.
- Objektivitas
Objektivitas adalah suatukeyakinan, kualitas yangmemberikan nilai bagi jasa atau pelayanan auditor. Auditor tidakboleh ditempatkan dalam suatukeadaan yang membuat merekamerasa tidak dapat melaksanakanpenilaian - penilaian profesionalyang objektif.
- Pengalaman Auditor
Pengalaman Auditor yaitupengalaman yang diperoleh darilamanya bekerja dan daribanyaknya tugas pemeriksaanyang telah dilakukan oleh auditor.
- Gender
Gender adalah perbedaan jeniskelamin antara laki-laki danperempuan dari aspek sosial,budaya dan psikologis. Konsepgender dalam penelitian iniberdasarkan konsep seks (jeniskelamin). Variabel yangdigunakan sebagai pengukurterhadap variabel gender adalahdengan menggunakan dummy variable, yakni denganmemberikan nilai 1 pada wanitadan memberikan nilai 0 pada lakilaki.
- Kemampuan Mendeteksi PraktikAkuntansi Kreatif
Kemampuan mendeteksi praktikakuntansi kreatif adalahmendeteksi adanya pelaksanaandari beberapa pihak yangmenggunakan kemampuannyadalam akuntansi (termasuk teknikteknik atau standar-standar dansebagainya) yang digunakan untukmemanipulasi pelaporan keuanganagar laporan keuangannya terlihatbaik sesuai keinginan.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Uji Analisis Data
Adapun analisis datamengenai independensi (X1),integritas (X2), objektivitas (X3),pengalaman auditor (X4) dankemampuan mendeteksi praktikakuntansi kreatif (Y) adalah sebagaiberikut :
Hasil Uji Validitas
Berdasarkan hasil ujivaliditas, bahwa variabelindependensi, integritas, objektivitasdan pengalaman auditor sertakemampuan mendeteksi praktikakuntansi kreatif memiliki kriteria valid untuk beberapa item pertanyaan.Hal ini berarti bahwa beberapa itempertanyaan yang digunakan dalampenelitian ini mampumengungkapkan sesuatu yang diukurpada kuesioner tersebut dan dapatdigunakan menganalisis datapenelitian.
Hasil Uji Reliabilitas
Hasil uji reliabilitasmenunjukkan bahwa pertanyaandalam kuesioner penelitian ini berkriteria reliabel karenamempunyai cronbach’s alpha lebihbesar dari 0,6. Hal ini menunjukkanbahwa setiap item pernyataan yangdigunakan akan mampu memperolehdata yang konsisten yang berarti bilapernyataan itu diajukan kembali akandiperoleh jawaban yang relatif sama dengan jawaban sebelumnya.
Uji Asumsi Klasik
Uji Normalitas
Berdasarkan tampilan dangrafik histogram pada output ujinormalitas data dapat disimpulkan bahwa grafik histogram memberikanpola distribusi mendekati normal,sedangkan pada grafik normal plotterlihat titik-titik menyebar disekitargaris diagonal, serta penyebarannyamengikuti arah garis diagonal. Keduagrafik menunjukkan bahwa modelregresi layak digunakan karenamemenuhi asumsi normalitas.
Uji Multikolinearitas
Model persamaan regresidalam penelitian ini tidak terdapatmultikolinearitas dan dapatdigunakan dalam penelitian ini.
Uji Heterokedastiitas
Model persamaan regresidalam penelitian ini tidak terjadiheterokedastisitas sehingga layakdigunakan untuk memprediksikemampuan mendeteksi praktikakuntansi kreatif berdasarkan variabel yang mempengaruhinya,yaitu independensi, integritas,objektivitas, dan pengalaman auditor.
Uji Hipotesis
Uji Parsial (Uji t)
Berdasarkan hasil perhitungan dan menggunakan alat bantu hitung statistika diperolah nilai signifikan uji t bahwa hanya tiga variabel yaitu independensi (X1) integritas (X2) dan pengalamanauditor (X4) yang signifikanmempengaruhi kemampuan mendeteksi praktik akuntansi kreatif,dimana nilai signifikansinya masingmasing 0,000, 0,041 dan 0,009 lebihkecil dari 0,05, sedangkanobjektivitas (X3) dan gender (X5)tidak signifikan mempengaruhikemampuan mendeteksi praktikakuntansi kreatif karena nilaisignifikansinya masing-masing 0,070dan 0,138 lebih besar dari 0,05.
Uji Simultan (Uji F)
Hasil uji secara simultan (UjiF) adalah nilai Fhitung sebesar 10,322dengan tingkat signifikansi 0,000. Tingkat Signifikansi 0,000 tersebutlebih kecil dari 0,05 dan Fhitung10,322 lebih besar dari Ftabel yaitu2,47 maka H0 ditolak dan Ha diterima,sehingga dapat dikatakan bahwa penerapan independensi, integritas,objektivitas, pengalaman auditor dangender berpengaruh secara simultan dan signifikan terhadap kemampuanmendeteksi praktik akuntansi kreatif.
Hasil analisis regresimenunjukkan bahwa secara simultanvariabel independensi, integritas,objektivitas, pengalaman auditor, dangender (jenis kelamin) memberikanpengaruh signifikan terhadapkemampuan auditor BPK RI danKAP dalam mendeteksi praktikakuntansi kreatif. Auditor yang adadi BPK RI Perwakilan SumateraSelatan dan KAP di Sumatera BagianSelatan telah menjalankan sikapindependensi, integritas, objektivitas,pengalaman auditor, dan gender (jenis kelamin) terhadap kemampuanauditor dalam mendeteksi adanyapraktik akuntansi kreatif.
Pengujian Koefisien Determinan(R2)
Nilai Adjusted R2 sebesar0,327 atau 32,7%, ini menunjukkanbahwa variabel kemampuan mendeteksi praktik akuntansi kreatifdipengaruhi oleh independensi, integritas, objektivitas, pengalamanauditor dan gender adalah sebesar32,7% sedangkan sisanya sebesar0,673 atau 67,3% dijelaskan olehfaktor-faktor lain yang tidakdisertakan dalam model penelitianini.
Analisis Regresi Berganda
Persamaan regresi yangdiperoleh dari hasil analisis regresilinear berganda adalah sebagaiberikut:
Pada persamaan tersebutmenunjukkan angka yang signifikanpada variabel independensi (X1), integritas (X2), dan pengalamanauditor (X4) sedangkan untukobjektivitas (X3), dan variabel dummy gender (X5) tidakmenunjukkan angka yang signifikan.

KRITIK REVIEW
1.      Jenis Penelitian ?
Jenis penelitian yang digunakan adalah data primer. Data primer adalah sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber aslinya (tidak melalui perantara). Data primer dalam penelitian ini adalah data yang diolah dan dikumpulkan sendiri oleh peneliti melalui penyebaran kuesioner.
2.      Sumber data ?
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan penelitian pustaka dan penelitian lapangan. Data utama penelitian ini diperoleh melalui penelitian lapangan, peneliti memperoleh data langsung dari pihak pertama (data primer) yang dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner untuk mengukur kemampuan auditor dalam mendeteksi praktik akuntansi kreatif. Pendistribusian kuesioner ini dilakukan dengan dua cara. Cara pertama dengan mengirimkan langsung kuesioner kepada responden untuk responden yang dapat dijangkau langsung. Cara kedua dengan mengirimkan melalui via post untuk responden diluar daerah.
3.      Jenis uji ?
Uji Kualitas Data
·         Uji Validitas
Pengujian ini memastikan bahwa masing-masing item pertanyaan dalam kuesioner akan terklasifikasi pada variabel-variabel yang telah ditentukan dengan menggunakan alat bantu hitung statistik.
·         Uji Reliabilitas
Pengujian reliabilitas dilakukan pada item-item pertanyaan variabel Independensi (X1), Integritas (X2), Objektivitas (X3), Pengalaman Auditor (X4), dan Kemampuan Mendeteksi Praktik Akuntansi Kreatif (Y).
Uji Asumsi Klasik
·         Uji Normalitas
Uji normalitas dalam penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menguji apakah model regresi memiliki distribusi normal.
·         Uji Multikolinieritas
Uji Multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen).
·         Uji Heterokedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lainnya.
Uji  Hipotesis
·         Uji Secara Parsial (Uji t)
Pengujianhipotesis individual merupakan pengujian hipotesis koefisien regresi berganda dengan hanya satu b (b1 atau b2) yang
mempengaruhi Y dilakukan untuk mengetahui apakah masing-masing variabel independen secara parsial berpengaruh terhadap variabel dependen.
·         Uji Simultan (Uji F)
pengujian hipotesis serentak merupakan pengujian hipotesis koefisien regresi berganda dengan b1 dan b2 serentak atau bersama-sama mempengaruhi Y.
Pengujian Koefisien Determinan (R2)Koefisiensi determinasi (R²) pada intinya adalah untuk mengukur seberapa jumlah kemampuan model dalam menvariasi variabel dependen
4.      Alat Ukur ?
Penelitian ini terdiri dari dua variabel, yaitu: Variabel Independen (independensi, integritas, objektivitas, pengalaman auditor dan gender), dan variabel dependen (kemampuan mendeteksi praktik akuntansi kreatif). Dalam penelitian ini, pertanyaan atau pernyataan dalam kuesioner untuk masing-masing variabel diukur dengan menggunakan skala likert.




















PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
Pengaruh Independensi terhadap Kemampuan Auditor dalam Mendeteksi Praktik Akuntansi Kreatif
Berdasarkan uji secara parsialbahwa variabel independensi secaraparsial berpengaruh terhadap kemampuan auditor (BPK RI danKAP) mendeteksi praktik akuntansikreatif karena thitung lebih besar daritabel yaitu 3,986> 1,985 dan tingkatsignifikansi yang dimiliki variabelindependensi lebih kecil dari 0,05(0,000 < 0,05). Hasil inimenunjukkan bahwa semakinindependensi seorang auditor makaakan semakin mempengaruhikemampuan mendeteksi praktikakuntansi kreatif, sehingga dapatdisimpulkan adanya pengaruh antaraindependensi dan kemampuanauditor (BPK RI PerwakilanSumatera Selatan dan KAP diSumatera Bagian Selatan)mendeteksi praktik akuntansi kreatif.
Penegakkan independensiyang dilakukan baik pada BPK RIPerwakilan Sumatera Selatan dan KAP di Sumatera Bagian Selatanmemiliki pengaruh terhadapkemampuan dalam mendeteksi praktik akuntansi kreatif. Auditoryang ada di BPK RI PerwakilanSumatera Selatan dan KAP di Sumatera Bagian Selatanmenjunjung tinggi prinsipindependensi. Independensi dalam penyusunan program, independendalam melakukan investigasi terkaithal-hal yang dianggap mencurigakandan cenderung akan merugikannegara serta bersikap independenpada pelaporan hasil audit baik padaperusahaan atau pemerintah daerahdi Provinsi Sumatera Selatan.
Pengaruh Integritas terhadapKemampuan Auditor dalamMendeteksi Praktik Akuntansi Kreatif.
Berdasarkan uji secara parsial(uji t) bahwa variabel integritassecara parsial berpengaruh terhadap kemampuan auditor (BPK RI danKAP) mendeteksi praktik akuntansikreatif karena thitung lebih besar darittabel yaitu 2,069 > 1,985 dan tingkatsignifikansi yang dimiliki variabelintegritas lebih kecil dari 0,05 (0,041< 0,05). Hasil penelitian inimenunjukkan bahwa auditor bersikapjujur pada peraturan-peraturan,bekerja sesuai dengan keadaan yangsebenarnya dan tidak menerimasegala sesuatu yang bukan haknya.
Penelitian ini mendukungpenelian Mabruri dan Winarna(2010), yang menemukan bahwa integritas auditor berpengaruh positifterhadap kualitas hasil audit dilingkungan pemerintah daerah. Penelitian ini juga mendukungpenelitian Ayuningtyas (2012) yangmenyatakan bahwa integritasberpengaruh secara signifikanterhadap kualitas audit yangdihasilkan. Hasil penelitian ini mendukung penelitian Al Momanidan Obeidat (2013) dibuktikanbahwa integritas berpengaruh signifikan terhadap kemampuanauditor dalam mendeteksi praktikakuntansi kreatif.
Pengaruh Objektivitas terhadap Kemampuan Auditor dalam Mendeteksi Praktik Akuntansi Kreatif.
Berdasarkan uji secara parsial(uji t) bahwa variabel objektivitassecara parsial menunjukan tidak adanya pengaruh terhadapkemampuan auditor (BPK RI danKAP) mendeteksi praktik akuntansi kreatif karena thitung lebih kecil darittabel yaitu -1,834 < 1,985 dan tingkatsignifikansi yang dimiliki variabelobjektivitas lebih besar dari 0,05(0,070 > 0,05).
Berdasarkan hasil penelitianyang diperoleh menunjukkan bahwaobjektivitas tidak memiliki pengaruhterhadap kemampuan mendeteksipraktik akuntansi kreatif. Objektivitas tidak berpengaruhterhadap kemampuan mendeteksipraktik akuntansi kreatif pada auditordi BPK RI perwakilan SumateraSelatan dan KAP di SumateraBagian Selatan dikarenakandihadapkan pada situasi yangmemungkinkan mereka menerimatekanan-tekanan atau permintaan pihak tertentu yang berkepentingandan auditor merasa belum bebas daribenturan kepentingan atau masihberada dibawah pihak lain.
Hasil penelitian ini tidaksejalan dengan hasil penelitian yangdilakukan oleh Momami dan Obeidat(2013) yang membuktikan bahwaobjektivitas berpengaruh signifikanterhadap kemampuan auditor dalammendeteksi praktik akuntansi kreatif. Objektivitas pada penelitian ini tidakmendukung teori dan tidak sigifikansecara statistik, maka dapatdiabaikan.
Pengaruh Pengalaman Auditor terhadap Kemampuan Auditor dalam Mendeteksi Praktik Akuntansi Kreatif.
Berdasarkan uji secara parsial(uji t) bahwa variabel pengalamanauditor secara parsial berpengaruhterhadap kemampuan auditor (BPKRI dan KAP) mendeteksi praktikakuntansi kreatif karena thitung lebihbesar dari ttabel yaitu 2,683 > 1,985dan tingkat signifikansi yang dimilikivariabel pengalaman auditor lebihkecil dari 0,05 (0,009 < 0,05). Hal inikarena pengalaman auditor yangtinggi dapat menjamin bahwa auditormampu dalam mendeteksi praktikakuntansi kreatif, sehinggamenunjukkan bahwa semakin lamamenjadi auditor akan semakinmengerti bagaimana menghadapi entitas atau objek pemeriksaan dalammemperoleh data dan informasi yangrelevan yang dibutuhkan untukmembuat keputusan serta dapatmendeteksi kesalahan dan mencaripenyebab munculnya kesalahansehingga dapat memberikanrekomendasi yang tepat bagi entitasatau objek yang diperiksa.
Hasil penelitian inimendukung penelitian Minanda danMuid (20013) menunjukkan bahwavariabel pengalaman bekerja auditorberpengaruh signifikan dan positif terhadap pertimbangan tingkatmaterialitas akuntan publik. Hasil inimengandung pengertian bahwasemakin baik pengalaman bekerjaauditor maka pertimbangan tingkat materialitas akuntan publik dalam laporan keuangan akan semakin tepat.
Pengaruh Gender terhadap Kemampuan Auditor dalam Mendeteksi Praktik Akuntansi Kreatif.
Berdasarkan uji secara parsial (uji t) bahwa hasil dari penelitian ini, variabel gender memiliki pengaruh negatif terhadap kemampuan mendeteksi praktik akuntansi kreatif. Variabel gender secara parsial tidak berpengaruh terhadap kemampuan auditor mendeteksi praktik akuntansi kreatif karena thitung lebih kecil dari ttabel yaitu -1,498< 1,985 dan tingkat signifikansi yang dimiliki variabel gender lebih besar dari 0,05 (0,138 >0,05). Berdasarkan hasil penelitian bahwa terdapat perbedaan antara auditor wanita maupun auditor lakilaki namun statistiknya tidak signifikan. Hasil regresi diketahui bahwa kemampuan mendeteksi praktik akuntansi kreatif pada auditor wanita lebih rendah β = 0,085 atau 8,5% daripada kemampuan mendeteksi praktik akuntansi kreatif pada auditor laki-laki.
Hasil penelitian ini mendukung penelitian Jamilah, dkk (2007) menyatakan bahwa perbedaangender antara auditor pria dan wanita dengan perbedaan karakter dan sifat yang melekat pada individu masingmasing tidak berpengaruh terhadap judgment yang akan diambilnya. Oleh karena itu, gender bukanlah hal yang dapat mempengaruhi kemampuan auditor wanita maupun laki-laki untuk mendeteksi praktik akuntansi kreatif.
Pengaruh Independensi, Integritas, Objektivitas, Pengalaman Auditor dan Gender terhadap Kemampuan Auditor dalam Mendeteksi Praktik Akuntansi Kreatif.
Berdasarkan hasil regresi menunjukkan bahwa independensi, integritas, objektivitas, pengalaman auditor dan gender berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan mendeteksi praktik akuntansi kreatif. Hal ini dibuktikan dari analisis uji F diperoleh (F = 10,322 sig. F = 0,000 < 0,05), maka Ha diterima pada tingkat signifikan 5 persen.
Hasil penelitian ini mendukung penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Al Momani dan Obeidat (2013) yang menyatakan bahwa independesi, integritas dan objektivitas berpengaruh secara simultan terhadap kemampuan mendeteksi praktik akuntansi kreatif. Penelitian Sukriah, dkk (2009) melakukan penelitian tentang pengaruh pengalaman kerja, independensi, Objektivitas, integritas dan kompetensi terhadap kualitas hasil pemeriksaan berpengaruh secara simultan.
Dengan demikian, semakin banyak pengalaman kerja, semakin independen dan objektif auditor melakukan pemeriksaan dan semakin tinggi tingkat integritas yang dimiliki auditor, maka semakin meningkat atau semakin baik kemampuannya dalam mendeteksi praktik akuntansi kreatif.

KRITIK REVIEW
1.      Interperesi dari teori ?
·         Variabel independensi secara parsial berpengaruh terhadap kemampuan auditor (BPK RI dan KAP) mendeteksi praktik akuntansi kreatif karena terhitung lebih besar dari tabel yaitu 3,986> 1,985 dan tingkat signifikansi yang dimiliki variabel independensi lebih kecil dari 0,05 (0,000 < 0,05). Hasil ini menunjukkan bahwa semakin independensi seorang auditor maka akan semakin mempengaruhi kemampuan mendeteksi praktik akuntansi kreatif, sehingga dapat disimpulkan adanya pengaruh antara independensi dan kemampuan auditor mendeteksi praktik akuntansi kreatif.
·         Variabel integritas secara parsial berpengaruh terhadap kemampuan auditor (BPK RI dan KAP) mendeteksi praktik akuntansi kreatif karena thitung lebih besar dari ttabel yaitu 2,069 > 1,985 dan tingkat signifikansi yang dimiliki variabel integritas lebih kecil dari 0,05 (0,041 < 0,05). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa auditor bersikap jujur pada peraturan-peraturan, bekerja sesuai dengan keadaan yang sebenarnya dan tidak menerima segala sesuatu yang bukan haknya.
·         Variabel objektivitas secara parsial menunjukan tidak adanya pengaruh terhadap kemampuan auditor (BPK RI dan KAP) mendeteksi praktik akuntansi kreatif karena terhitung lebih kecil dari ttabel yaitu -1,834 < 1,985 dan tingkat signifikansi yang dimiliki variabel objektivitas lebih besar dari 0,05 (0,070 > 0,05).Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa objektivitas tidak memiliki pengaruh terhadap kemampuan mendeteksi praktik akuntansi kreatif. Objektivitas tidak berpengaruh terhadap kemampuan mendeteksi praktik akuntansi kreatif pada auditor di BPK RI perwakilan Sumatera Selatan dan KAP di Sumatera Bagian Selatan dikarenakan dihadapkan pada situasi yang memungkinkan mereka menerima tekanan-tekanan atau permintaan pihak tertentu yang berkepentingan dan auditor merasa belum bebas dari benturan kepentingan atau masih berada dibawah pihak lain.
·         Variabel pengalaman auditor secara parsial berpengaruhterhadap kemampuan auditor (BPK RI dan KAP) mendeteksi praktik akuntansi kreatif karena thitung lebih besar dari ttabel yaitu 2,683 > 1,985 dan tingkat signifikansi yang dimiliki variabel pengalaman auditor lebih kecil dari 0,05 (0,009 < 0,05). Hal ini karena pengalaman auditor yang tinggi dapat menjamin bahwa auditor mampu dalam mendeteksi praktik akuntansi kreatif, sehingga menunjukkan bahwa semakin lama menjadi auditor akan semakin mengerti bagaimana menghadapi entitas atau objek pemeriksaan dalam memperoleh data dan informasi yang relevan yang dibutuhkan untuk membuat keputusan serta dapat mendeteksi kesalahan dan mencari penyebab munculnya kesalahan sehingga dapat memberikan rekomendasi yang tepat bagi entitas atau objek yang diperiksa.
·         Variabel gender memiliki pengaruh negatif terhadap kemampuan mendeteksi praktik akuntansi kreatif. Variabel gender secara parsial tidak berpengaruh terhadap kemampuan auditor mendeteksi praktik akuntansi kreatif karena thitung lebih kecil dari ttabel yaitu -1,498< 1,985 dan tingkat signifikansi yang dimiliki variabel gender lebih besar dari 0,05 (0,138 > 0,05). Berdasarkan hasil penelitian bahwa terdapat perbedaan antara auditor wanita maupun auditor lakilaki namun statistiknya tidak signifikan. Hasil regresi diketahui bahwa kemampuan mendeteksi praktik akuntansi kreatif pada auditor wanita lebih rendah β = 0,085 atau 8,5% daripada kemampuan mendeteksi praktik akuntansi kreatif pada auditor laki-laki.
2.      Alasan ?
Berdasarkan hasil regresi menunjukkan bahwa independensi integritas, objektivitas, pengalaman auditor dan gender berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan mendeteksi praktik akuntansi kreatif. Dengan demikian, semakin banyak pengalaman kerja, semakin independen dan objektif auditor melakukan pemeriksaan dan semakin tinggi tingkat integritas yang dimiliki auditor, maka semakin meningkat atau semakin baik kemampuannya dalam mendeteksi praktik akuntansi kreatif.



KESIMPULAN DAN SARAN

1.      Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis terhadap data penelitian, dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:
Secara simultan independensi (X1), integritas (X2), objektivitas (X3), pengalaman auditor (X4) dan gender (X5) memiliki pengaruh terhadap kemampuan mendeteksi praktik akuntansi kreatif. Secara parsial diketahui bahwa independensi, integritas dan pengalaman auditorberpengaruh terhadapkemampuan mendeteksi praktik akuntansi kreatif. Hasil analisis lainnya menunjukkan bahwa objektivitas dan gender secara parsial tidak berpengaruh secara langsung terhadap kemampuan mendeteksi praktik akuntansi kreatif.
Nilai adjusted R2 sebesar 0,320 atau 32%, ini menunjukkan bahwa variabel kemampuan mendeteksi praktik akuntansi kreatif yang dapat dijelaskan oleh variabel independensi, integritas, objektivitas, pengalaman auditor dan gender adalah sebesar 32% sedangkan sisanya sebesar 0,680 atau 68% dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak disertakan dalam model penelitian ini.

2.SaranBagi BPK RI Perwakilan Sumatera Selatan dan KAP di Sumatera Bagian Selatan, sebaiknya lebih meningkatkan etika auditor (independensi, integritas dan objektivitas) pada saat mendeteksi praktik akuntansi kreatif. Pada pengalaman auditor sebaiknya memperbanyak pelatihan serta kursus-kursus yang berkaitan dengan kemampuan mendeteksi praktik akuntansi kreatif.
3.Penelitian akan lebih baik apabila tidak hanya menggunakan kuesioner saja tetapi dilengkapi dengan teknik wawancara atau metode lain agar bisa mendapatkan data yang lebih nyata dan bisa lebih terinci dari pertanyaan-pertanyaan kuesioner yang mungkin terlalu sempit atau kurang menggambarkan keadaan yang sesungguhnya.






Komentar

Postingan populer dari blog ini

Critical Review Jurnal Pengaruh Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) Terhadap Earnings Response Coefficient (ERC) (Studi Empiris Pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Pada Tahun 2010-2013

Pengaruh Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) Terhadap Earnings Response Coefficient (ERC) (Studi Empiris Pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Pada Tahun 2010-2013 Laporan Ini dibuat Untuk Memenuhi Tugas Kelompok Pada Mata Kuliah Seminar Akuntansi keuangan Oleh ILA KADIM                                     (171011200168) MARIFA NUR ALIA                      (171011201649) PROGRAM STUDI AKUNTASI S1 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS PAMULANGKOTA TANGGERANG SELATAN 2020 ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan menganalisis pengaruh dari pengungkapan informasi Corporate Social Responsibility (CSR) dalam laporan tahunan p...

Critical Review Jurnal AKUNTANSI FORENSIK UNTUK BEDAH KASUS KORUPSI

Akuntansi Forensik Untuk Bedah Kasus Korupsi  Makalah Ini Dibuat Untuk Memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah Seminar Akuntansi Keuangan  Dibimbing Oleh Dosen : RATIH QADARTI ANJILNI  Kelompok 13  Disusun Oleh :  FIFI MILLENIA ANJANI (171011202240)  NITA RIFAUL KHUSNA ( 171011202205 ) PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI  FAKULTAS EKONOMI  UNIVERSITAS PAMULANG  TANGERANG SELATAN  2020 KATA PENGANTAR  Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan nikmatNya kepada kita semua, nikmat ilmu yang diberikan Tuhan kepada kita, sehingga kita bisa menyelesaikan tugas makalah kita yang berjudul “Akuntansi Forensik Untuk Bedah Kasus Korupsi”  Makalah ini adalah tugas yang saya tujukan kepada Ibu Ratih Qadarti Anjilni, selaku Dosen Mata Kuliah Seminar Akuntansi Keuangan. Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat dan memenuhi kewajiban tugas Seminar Akuntansi Keuang...

Critical Review Jurnal PENGARUH IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY(CSR) TERHADAP CITRA PERUSAHAAN (Studi pada PT. Semen Indonesia (Persero,Tbk.)

PENGARUH IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) TERHADAP CITRA PERUSAHAAN  (Studi pada PT. Semen Indonesia (Persero,Tbk.) * ( Mohammad Yaskun¹, Puguh Cahyono²) Prodi Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Islam )   Untuk Mata Kuliah Seminar Akuntansi Dosen Pengampu : RATIH QADARTI ANJILNI S.E., M.Ak.   Disusun Oleh Kelompok 1 5 : 1. Heny Setyowati                               (171011201008) 2. Mega Lestari                                    (171011201486) Program Studi Akuntansi S1 Fakultas Ekonomi Universitas Pamulang 2020 DAFTAR ISI Abstrak ..............................................................................