Langsung ke konten utama

Critical Review Jurnal PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE DAN LEVERAGE TERHADAP PRAKTIK MANAJEMEN LABA


PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE DAN LEVERAGE TERHADAP PRAKTIK MANAJEMEN LABA

Tugas Untuk Memenuhi Nilai Mata Kuliah
Seminar Akuntansi Keuangan



Oleh

Esti Pebriastuti 171011201044
Nur Fitriana 2015121438

Program Studi Akuntansi
Fakultas Ekonomi
Universitas Pamulang
Tangerang Selatan
2020












ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji dan memperoleh bukti empiris tentang pengaruh good corporate governance dan rasio leverage terhadap manajemen laba. Manfaat penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat praktis dan teoritis. Good corporate governance diukur dengan menggunakan kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial dan proporsi dewan komisaris independen. Real Earnings Management digunakan sebagai proksi dari manajemen laba. Sampel penelitian adalah 9 perusahaan industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, yang dipilih menggunakan metode purposive sampling selama periode penelitian tahun 2013-2016. Data dianalisis menggunakan metode analisis regresi berganda dalam menguji hipotesis penelitian. Hasil analisis regresi linear berganda menunjukkan bahwa dengan Uji Kelayakan Model diperoleh nilai signifikan sebesar 0,040<0,05 yang menyatakan model layak dianalisis dengan analisis regresi linear berganda. Uji Koefisien Determinasi (R2) dengan melihat nilai adjusted R square menunjukkan bahwa sebesar 27% variasi variabel dependen dalam penelitian ini dapat dijelaskan oleh variasi dari variable dependen.





 BAB I
            PENDAHULUAN
Pada era globalisasi ini, perkembangan teknologi dan arus informasi berkembang pesat menuntut perusahaan untuk dapat menyajikan informasi yang berguna bagi pengguna informasi, seperti investor dan stakeholder. Informasi berupa laporan keuangan merupakan sumber informasi yang digunakan dalam menilai kinerja atau tingkat kesehatan perusahaan, dengan demikian ada kemungkinan para manajer melakukan praktik manajemen laba agar laporan keuangan terlihat baik dan memenuhi kriteria bagi investor. Manajemen laba merupakan upaya manajer atau pembuat laporan keuangan untuk melakukan manajemen informasi akuntansi khususnya laba (earnings) demi kepentingan pribadi atau perusahaan.
Praktik manajemen laba merupakan sisi lain dari teori agensi Sulistyanto, (2008). Sisi lain tersebut terletak pada penekanan pentingnya penyerahan tanggung jawab operasi perusahaan dari pemilik kepada pihak lain yang memiliki kemampuan pengelolaan lebih baik. Menurut Jensen dan Meckling (1976), dalam Fauziyah (2014), adanya ketidakseimbangan dalam penyampaian informasi dimana manajer memiliki informasi lebih banyak dari pemilik, hal ini memicu konflik kepentingan antara agen dan prinsipal. Semakin besar asimetri informasi maka semakin besar juga dorongan bagi manajer dalam berlaku oportunis. Perilaku tersebut dilakukan oleh manajer disebabkan oleh adanya beberapa motivasi seperti motivasi bonus, kontrak politik, pajak, pergantian direksi dan Initial Public Offering (IPO).
Good corporate governance adalah suatu cara yang bertujuan untuk mengatur hubungan antara berbagai pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholder) agar kesalahan-kesalahan yang signifikan dapat diperbaiki ataupun diminimalisir. Mekanisme praktik good corporate governance merupakan alat yang digunakan manajemen dalam meningkatkan pengendalian dan transparansi atas operasional perusahaan sehingga pihak pengguna informasi (contoh: investor) menjadi lebih yakin atas pengembalian dana investasi yang mereka serahkan, Anwar dan Mulyadi (2015).
Leverage merupakan salah satu usaha dalam peningkatan laba usaha, dapat menjadi tolak ukur untuk melihat perilaku manajer dalam aktivitas manajemen laba. Selain itu perusahaan dengan leverage yang lebih tinggi akan menghadapi risiko yang lebih tinggi sehingga para investor akan menginginkan return yang semakin besar. Dalam kaitannya dengan leverage, salah satu alternatif sumber dana perusahaan selain menjual saham di pasar modal adalah melalui sumber dana eksternal berupa hutang. Perusahaan akan berusaha memenuhi perjanjian hutang agar memperoleh penilaian yang baik dari kreditur. Hal ini kemudian dapat memotivasi manajer melakukan manajemen laba untuk menghindari pelanggaran perjanjian hutang. Penelitian yang dilakukan oleh Dechow dkk, (1996) menemukan bahwa motivasi perusahaan melakukan manajemen laba adalah untuk memenuhi kebutuhan pendanaan eksternal dan memenuhi perjanjian hutang.


Critical Review :
Judul penelitian yang kami analisis untuk di review yaitu “PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE DAN LEVERAGE TERHADAP PRAKTIK MANAJEMEN LABA” ditulis oleh Rizki Arlita, Hamid Bone, dan Agus Iwan Kesuma Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Mulawarman.Alasan kami mengambil judul ini karena jurnal penelitian inibertujuan untuk menguji dan memperoleh bukti empiris tentang pengaruhgood corporate governance dan rasio leverage terhadap manajemen laba.Fenomena yang diteliti dalam penulisan jurnal ini di dapat dari perusahaan manufaktur sub sektor industri barang konsumsi. Objek dalam penelitian mempunyai pengaruh yang cukup besar dalam dinamika perdagangan di Bursa Efek Indonesia.






BAB II
KAJIAN TEORI
Teori Agensi
Teori keagenan merupakan sebuah teori yang menjelaskan tentang hubungan antara principal dan agent. Adapun yang dimaksud dengan principal adalah pemilik perusahaan atau pemegang saham(stakeholders), sedangkan agent adalah manajer perusahaan. Pemilik perusahaan mendelegasikan suatutanggung jawab pengambilan keputusan kepada manajer sesuai dengan kontrak kerja. Tugas,wewenang, hak dan tanggung jawab pemilik perusahaan dan manajer telah diatur dalam kontrak kerjayang disepakati bersama. Dalam konteks pelaporan keuangan, hubungan antara investor danmanajemen dapat dikarakterisasi sebagai hubungan keagenan. Dengan demikian, perilaku manajemen dapat dijelaskan dengan teori keagenan ini, Suwardjono (2005).
Penelitian Terdahulu
Penelitian yang dilakukan oleh Boediono (2005), berjudul “Kualitas Laba: Studi Pengaruh Mekanisme Corporate Governance dan Dampak Manajemen Laba Dengan Menggunakan Analisis Jalur”. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa Kepemilikan Institusional, Kepemilikan Manajerial dan Proporsi Dewan Komisaris Independen berpengaruh positif dan signifikan terhadap manajemen laba.
Penelitian yang dilakukan oleh Jao dan Pagulung (2011), berjudul “Corporate Governance, Ukuran Perusahaan, dan Leverage Terhadap Manajemen Laba Perusahaan Manufaktur Indonesia”. Penelitian ini menunjukkan bahwa Kepemilikan Manajerial, Komposisi Dewan Komisaris Independen, Komite Audit, dan Ukuran Perusahaan berpengaruh negatif signifikan terhadap Manajemen Laba perusahaan manufaktur. Kepemilikan Institusional, dan Ukuran Dewan Komisaris berpengaruh positif signifikan terhadap Manajemen Laba perusahaan manufaktur. Sedangkan Leverage tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap Manajemen Laba perusahaan manufaktur.
Critical Review :
Penelitian ini menggunakan teori keagenan oleh suwardjono (2005) teori ini menjelaskan tentang hubungan antara principal (pemilik perusahaan)dan agent (manejer perusahaan).
            Jurnal ini menggunakan 2 peneliti terdahulu dan menghasilkan pengaruh yang berbeda.Perbedaan pengaruh ini bisa dikarenakan tahun penelitian dan sub sektor perusahaan yang digunakan juga berbeda karena dari penelitian Boediono tidak menjelaskan perusahaan yang digunakan.


BAB III
METODE PENELITIAN
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel dependen yaitu manajemen laba melalui aktivitas riil (Y) dan variabel independen yaitu Good Corporate Governance yang diproksikandengan kepemilikan institusional (𝑋1), kepemilikan manajerial (𝑋2) dan proporsi dewan komisaris independen (𝑋3) serta variabel independen lain yaitu leverage (𝑋4).
Variabel dependen (Y)
Arus kas operasi
CFOt/At - 1 = α0 + α1(1/At - 1) + α2(St/At - 1) + α3(ΔSt/At - 1) + εt
Biaya diskresioner
DISEXPt/At - 1 = α0 + α1(1/At - 1) + α2(St - 1/At - 1) + εt
Biaya overproduction
PRODt/At - 1 = α0 + α1(1/At - 1) + α2(St/At - 1) + α3(ΔSt/At - 1) + α3(ΔSt - 1/At - 1) + εt
Variabel independen (X)
Kepemilikan institusional (𝑿𝟏)
Kepemilikan Institusional = × 100%
Kepemilikan manajerial (𝑿𝟐)
Kepemilikan Manajerial =× 100%
Proporsi dewan komisaris independen (𝑿𝟑)
Dewan Komisaris Independen =× 100%
Leverage (𝑿𝟒)
Leverage =

Critical Review :
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif. Data yang dikumpulkan berupa data sekundermenggunakan 9 perusahaan industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, dipilih menggunakan metode purposive sampling selama periode penelitian tahun 2013-2016. Data dianalisis menggunakan metode analisis regresi berganda dalam menguji hipotesis penelitian.






BAB IV
PEMBAHASAN
Pengaruh Kepemilikan Institusional Terhadap Praktik Manajemen Laba Pada Laporan Keuangan
Hipotesis pertama dalam penelitian ini yaitu kepemilikan institusional berpengaruh negatif dan signifikan terhadap praktik manajemen laba. Berdasarkan hasil penelitian, bahwa good corporate governance yang diproksi dengan kepemilikan institusional secara parsial menunjukkan pengaruh positif dan signifikan terhadap praktik manajemen laba yang dibuktikan dengan koefisien sebesar 0,295 pada tingkat signifikansi 0,048 atau kepemilikan institusional dengan  α=5%. Nilai koefisien menunjukkan kepemilikan institusional berpengaruh positif (0,295) dan signifikan (0,048 < 0,05), dengan demikian disimpulkan bahwa hipotesis pertama ditolak.
Alasan ditolaknya hipotesis yakni dengan tingginya tingkat kepemilikan institusional berarti adanya kekuasaan oleh investor institusi dalam mengintervensi proses penyusunan laporan keuangan yang dilakukan oleh manajer, akibatnya manajer terasa terikat untuk memenuhi target laba dari para investor tersebut serta untuk dapat menyajikan laporan yang memuaskan, sehingga manajer akan tetap cenderung terlibat dalam tindakan manipulasi laba.
Pengaruh Kepemilikan Manajerial Terhadap Praktik Manajemen Laba Pada Laporan Keuangan
Hipotesis kedua dalam penelitian ini yaitu kepemilikan manajerial berpengaruh negatif dan signifikan terhadap praktik manajemen laba. Berdasarkan hasil penelitian, bahwa good corporate governance yang diproksi dengan kepemilikan manajerial secara parsial menunjukkan pengaruh positif dan signifikan terhadap praktik manajemen laba yang dibuktikan dengan koefisien sebesar 0,426 pada tingkat signifikansi 0,039 atau kepemilikan manajerial dengan signifikansi di bawah α=5%. Nilai koefisien menunjukkan kepemilikan manajerial berpengaruh positif (0,426) dan signifikan (0,039 < 0,05), dengan demikian disimpulkan bahwa hipotesis kedua ditolak.
Alasan ditolaknya hipotesis yakni motivasi manajer yang berbeda akan menghasilkan besaran manajemen laba yang berbeda. Hasil ini menjelaskan bahwa kepemilikan saham oleh manajerial memiliki keuntungan dan kerugian bagi perusahaan secara umum.
Pengaruh Proporsi Dewan Komisaris Independen Terhadap Praktik Manajemen Laba Pada Laporan Keuangan
Hipotesis ketiga dalam penelitian ini yaitu proporsi dewan komisaris independen berpengaruh negatif dan signifikan terhadap praktik manajemen laba. Berdasarkan hasil penelitian, bahwa good corporate governance yang diproksi dengan proporsi dewan komisaris independen secara parsial menunjukkan pengaruh positif dan tidak signifikan terhadap praktik manajemen laba yang dibuktikan dengan koefisien sebesar 0,161 pada tingkat signifikansi 0,375 atau proporsi dewan komisaris independen dengan signifikansi di atas α=5%. Nilai koefisien menunjukkan proporsi dewan komisaris independen berpengaruh positif (0,161) dan tidak signifikan (0,375 > 0,05), dengan demikian disimpulkan bahwa hipotesis ketiga ditolak.
Pengaruh Leverage Terhadap Praktik Manajemen Laba Pada Laporan Keuangan
Hipotesis keempat dalam penelitian ini yaitu leverage berpengaruh positif dan signifikan terhadap praktik manajemen laba. Berdasarkan hasil penelitian, bahwa leverage yang diproksi dengan debt to total asset ratio secara parsial menunjukkan pengaruh negatif dan signifikan terhadap praktik manajemen laba yang dibuktikan dengan koefisien sebesar -0,363 pada tingkat signifikansi 0,022 atau leverage dengan signifikansi di bawah α=5%. Nilai koefisien menunjukkan leverage berpengaruh negatif (-0,363) dan signifikan (0,022 < 0,05), dengan demikian disimpulkan bahwa hipotesis keempat ditolak.
Alasan ditolaknya hipotesis yakni semakin besar utang yang dimiliki perusahaan maka semakin ketat pengawasan yang dilakukan oleh kreditur, sehingga fleksibilitas manajemen untuk melakukan manajemen laba semakin berkurang. Perusahaan dengan tingkat leverage yang tinggi akibat besarnya total hutang terhadap total aset akan menghadapi resiko default yang tinggi yaitu perusahaan terancam tidak mampu memenuhi kewajibannya.
Interpretasi dan Teori :
Dengan tingginya tingkat kepemilikan institusional berarti adanya kekuasaan oleh investor institusi dalam mengintervensi proses penyusunan laporan keuangan yang dilakukan oleh manajer, motivasi manajer yang berbeda akan menghasilkan besaran manajemen laba yang berbeda.adanya mekanisme proporsi dewan komisaris independen dalam penelitian ini belum bisa membatasi terjadinya praktik manajemen laba dikarenakan beberapa kondisi, diantaranya koordinasi yang mungkin belum maksimal dan adanya pemilik yang lebih berkuasa menyebabkan tugasnya masih belum independen, serta pemenuhan mekanisme ini dimungkinkan hanya sebuah formalitas atau untuk dapat memenuhi regulasi saja.semakin besar utang yang dimiliki perusahaan maka semakin ketat pengawasan yang dilakukan oleh kreditur, sehingga fleksibilitas manajemen untuk melakukan manajemen laba semakin berkurang.
Alasan :
Alasan peneliti memilih faktor mekanisme good corporate governance tersebut diatas adalahkarena isu ini sedang hangat dibicarakan sebagai suatu alat yang bisa memecahkan masalah dalam pengelolaan dan pertanggung-jawaban perusahaan modern. Misalnya, komisaris independen merupakan representasi dari kepentingan minority interest. Keberadaannya dijadikan pelindung dari kemungkinan terjadinya asimetri informasi dan tindakan oportunistik manajemen terhadap prinsipal. Diharapkan masalah yang nantinya akan timbul diharapkan dapat dibatasi atau bahkan diminimalisir.Sedangkan pemilihan faktor lainnya yaitu leverage karena leverage yang dihitung berdasarkan rumusperbandingan hutang dan aktiva memiliki kaitan erat dengan manajemen laba. Semakin tinggi tingkat hutang yang dimiliki oleh suatu perusahaan maka hal tersebut mendorong manajemen untuk melakukan manajemen laba.

BAB V
PENUTUP
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah disajikan, maka dapat diambil kesimpulan Good Corporate Governance yang diwakili dengan kepemilikan institusional berpengaruh positif dan signifikan terhadap manajemen laba riil pada perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Hal ini berarti ketika semakin tinggi tingkat kepemilikan institusional maka semakin tinggi praktik manajemen laba. Tingginya tingkat kepemilikaninstitusional berarti adanya kekuasaan oleh investor institusi yang dalam hal ini dapat mengintervensi proses penyusunan laporan keuangan yang dilakukan oleh manajer, akibatnya manajer terasa terikat untuk memenuhi target laba dari para investor tersebut, sehingga manajer akan tetap cenderung terlibat dalam tindakan manajemen laba.
Manajemen laba sangat ditentukan oleh motivasi manajer perusahaan. Motivasi yang berbeda akan menghasilkan besaran manajemen laba yang berbeda, dengan memanfaatkan kelebihan informasi yang dimiliki, manajer dapat melakukan tindakan-tindakan yang dapat menguntungkan dirinya sendiri salah satunya dengan melakukan tindakan manajemen laba.
Proporsi Dewan Komisaris Independen belum dapat membatasi adanya praktik manajemen laba dimungkinkan karena pemenuhan mekanisme ini hanya sebuah formalitas atau untuk dapat memenuhi regulasi saja.
Semakin tinggi tingkat leverage maka semakin rendah tingkat manajemen laba. Tindakan manajemen laba tidak dapat dijadikan sebagai mekanisme untuk menghindarkan default tersebut. Pemenuhan kewajiban harus tetap dilakukan dan tidak dapat dihindarkan dengan manajemen laba.
Saran untuk penulis :
Setelah menganalisa secara keseluruhan, menurut kami jurnal penelitian ini secara sistematika sudah cukup baik karena penulis telah mengikuti aturan penulisan yang benar, pengertian dari seriap faktor sudah cukup jelas namun dalam jurnal ini tidak disebutkan metode apa yang digunakan
Saran untuk peneliti selanjutnya :  
Saran dari kami untuk peneliti selanjutnya agar dapat lebih detail memberikan penjelasan terhadap manfaat praktis & teoritis dari jurnal ini




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Critical Review Jurnal Pengaruh Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) Terhadap Earnings Response Coefficient (ERC) (Studi Empiris Pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Pada Tahun 2010-2013

Pengaruh Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) Terhadap Earnings Response Coefficient (ERC) (Studi Empiris Pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Pada Tahun 2010-2013 Laporan Ini dibuat Untuk Memenuhi Tugas Kelompok Pada Mata Kuliah Seminar Akuntansi keuangan Oleh ILA KADIM                                     (171011200168) MARIFA NUR ALIA                      (171011201649) PROGRAM STUDI AKUNTASI S1 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS PAMULANGKOTA TANGGERANG SELATAN 2020 ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan menganalisis pengaruh dari pengungkapan informasi Corporate Social Responsibility (CSR) dalam laporan tahunan p...

Critical Review Jurnal AKUNTANSI FORENSIK UNTUK BEDAH KASUS KORUPSI

Akuntansi Forensik Untuk Bedah Kasus Korupsi  Makalah Ini Dibuat Untuk Memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah Seminar Akuntansi Keuangan  Dibimbing Oleh Dosen : RATIH QADARTI ANJILNI  Kelompok 13  Disusun Oleh :  FIFI MILLENIA ANJANI (171011202240)  NITA RIFAUL KHUSNA ( 171011202205 ) PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI  FAKULTAS EKONOMI  UNIVERSITAS PAMULANG  TANGERANG SELATAN  2020 KATA PENGANTAR  Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan nikmatNya kepada kita semua, nikmat ilmu yang diberikan Tuhan kepada kita, sehingga kita bisa menyelesaikan tugas makalah kita yang berjudul “Akuntansi Forensik Untuk Bedah Kasus Korupsi”  Makalah ini adalah tugas yang saya tujukan kepada Ibu Ratih Qadarti Anjilni, selaku Dosen Mata Kuliah Seminar Akuntansi Keuangan. Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat dan memenuhi kewajiban tugas Seminar Akuntansi Keuang...

Critical Review Jurnal PENGARUH IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY(CSR) TERHADAP CITRA PERUSAHAAN (Studi pada PT. Semen Indonesia (Persero,Tbk.)

PENGARUH IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) TERHADAP CITRA PERUSAHAAN  (Studi pada PT. Semen Indonesia (Persero,Tbk.) * ( Mohammad Yaskun¹, Puguh Cahyono²) Prodi Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Islam )   Untuk Mata Kuliah Seminar Akuntansi Dosen Pengampu : RATIH QADARTI ANJILNI S.E., M.Ak.   Disusun Oleh Kelompok 1 5 : 1. Heny Setyowati                               (171011201008) 2. Mega Lestari                                    (171011201486) Program Studi Akuntansi S1 Fakultas Ekonomi Universitas Pamulang 2020 DAFTAR ISI Abstrak ..............................................................................