"Hai, apa kabar?"
"....."
"Bagaimana kabarmu hari ini?"
"......"
"Apakah kamu merindukan saya?"
"......"
Percakapan yang saya mulai setelah tak mampu lagi menahan rindu yang sesak
Bahagia nya saya saat itu kamu membaca pesan saya
Saya yakin kamu akan membalas detik itu juga, saya menunggu.
Sehari, seminggu, sampai saat ini belum juga terbalas, saya baik-baik saja, tidak perlu cemas. Hahaha terlihat kuat kan saya?
Sayangnya saya cemas menunggu kabar darimu tepat hari ini sebulan sudah kabar tak sampai ke saya.
Ada apa denganmu?
Mari bertemu, kita selesaikan secepatnya agar hati saya bisa lebih lega mendengar penjelasanmu.
Tapi, saya takut.
Kalau saya menemuimu apakah orangtua mu menyukainya?
Kalau saya mempertanyakan cerita kita selama ini, apa kamu akan menjawabnya?
Kalau saya menerima kenyataan pahit itu, apa saya bisa tegar seperti sedia kala?
Saya takut apa yang diterka benar terjadi, saya belum sanggup menerima kenyataan nya nanti.
Apa yang salah?
Saya berdoa untukmu selalu, semoga segera dipulihkan penyakitmu, Ibumu bilang kamu tidak sampai hilang ingatan. Tapi mengapa logikamu seakan melupakan saya?
Apa kamu merindukan saya?
Maaf saya belum menjenguk, banyak urusan disini yang harus diselesaikan.
Setelah ini selesai, saya segera menemuimu pasti.
Kamu tunggu saya ya, saya tidak kemana-mana karena kamu yang meminta saya kembali, saya akan kembali ke kamu.
Tapi kalau nanti saya sudah menemuimu dan kamu meminta saya untuk pergi, walaupun berat dan butuh waktu yang lama untuk benar-benar pergi tapi akan saya lakukan itu, karena kamu.
Karena kamu percaya saya mencintaimu, kamu mencintai saya.
Dari Saya, perempuanmu.
Komentar
Posting Komentar